Dalam penentuan awal bulan kamariah terdapat beragam ormas keagamaan yang mengambil peran dalam penetapan awal bulan kamariah. Lajnah Falakiyah Al Husiniyah yang terletak di kecamatan Cakung, Jakarta Timur adalah salah satu di antaranya.Adanya perbedaan cara atau metode dalam hisab rukyat menyebabkan terjadinya perselisihan yang amat tajam. Ada banyak kasus perbedaan penetapan awal bulan kamariah yang melibatkan Lajnah Falakiyah Al Husiniyah diantaranya penetapan awal Syawal 1427 H / 2006 M. Saat itu Cakung dan Bangkalan berhasil melihat hilal padahal dalam sidang Itsbat mayoritas hisab menunjukan bahwa hilal berada pada ketinggian - 0º 30’ 0” sampai 1º 0’ 0” dan secara teori astronomi sangat sulit untuk dilihat. Termasuk kelompok hisab itu antara lain: Almanak PBNU, Nûr al-Anwâr karya K.H. Noor Ahmad SS (penasihat PP LFNU) dan Mawaqit Dr. Ing. Khafid (anggota BHR / biro litbang PP LFNU). Laporan sidang itsbât (penetapan) menyatakan bahwa penyelenggaraan rukyat di seluruh Indonesia tidak berhasil.
Pokok masalah dalam skripsi ini ialah mengungkap metode hisab rukyat yang digunakan oleh Lajnah Falakiyah Al Husiniyah serta analisis terhadap metode hisab rukyat Lajnah Falakiyah Al Husiniyah. Tujuan penelitian penelitian skripsi ini adalah menjawab pokok permasalahan di atas yakni mengungkap metode hisab rukyat yang digunakan oleh Lajnah Falakiyah Al Husiniyah serta analisis terhadap metode hisab rukyat Lajnah Falakiyah Al Husiniyah.
Metode penelitian yang digunakan 1). Pendekatan yang digunakan ialah deskriptif. 2). Sumber data yang digunakan meliputi: sumber data primer berupa hasil wawancara dan observasi serta sumber data sekunder berupa dokumen tertulis. 3). Metode analisis yang digunakan adalah metode Content Analysis model Narrative Research.
Hasil penelitian skripsi ini: 1). Metode hisab yang digunakan Lajnah Falakiyah Al Husiniyah ialah Sullam an-Nayyirain dan metode rukyat yang digunakan ialah menggunakan bilah kayu sertinggi 1 meter yang dipatok tegak lurus seperti huruf T yang masing-masing ujungnya menghadap ke Barat dan ke Timur sebagai acuan untuk melokalisir hilal. 2). Analisis terhadap hisab yang digunakan Lajnah Falakiyah Al Husiniyah pada perhitungan Sa‘ah al-Ijtimâ‘ (waktu terjadinya ijtimak), Sa‘ah al-Ghurûb (waktu terbenam) dan Irtifâ‘ al-Hilâl (tinggi hilal). Sedangkan analisis terhadap rukyat Lajnah Falakiyah Al Husiniyah ialah lemahnya acuan alat yang digunakan karena ketiadaan parameter seperti lazimnya alat ukur pada patok kayu yang digunakan. Di samping itu lokasi rukyatulhilal ufuk barat Cakung yang dipenuhi gedung-gedung dan cahaya lampu juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan rukyatulhilal.