Tulisan ini bertujuan untuk melengkapi kajian-kajian terdahulu tentang praktik penipuan secara online dengan melihat pada aspek pesan, jenis penipuan dan modus yang digunakan dalam komunikasi secara digital pada masa pandemi COVID-19. Meluasnya tindakan penipuan tersebut ditandai oleh tiga hal: pertama, tingginya jumlah aduan yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kedua, beragamnya modus penipuan yang digunakan oleh aktor; Ketiga, multiple platform yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan penipuan. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada 300 mahasiswa, dari; UIN Walisongo, Universitas Negeri Semarang, Universitas Semarang dan IAINU Kebumen. Terdapat lima (5) platform media online yang paling banyak digunakan oleh netizen, yaitu SMS, whatsapp, instagram, facebook dan telegram. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai websites yang memiliki relevansi dengan tema penelitian, antara lain https://www.kominfo.go.id/; cekrekening.id; Rentang waktu yang diambil dalam studi ini adalah peristiwa antara Januari – Desember 2021. Hasil studi menunjukkan: 1). Media yang digunakan dalam praktik penipuan paling banyak dilakukan melalui platform SMS dan Whatsapp. 2). Undian Berhadiah menempati porsi yang dominan sebagai bentuk pesan penipuan yang digunakan untuk mengelabui netizen. 3). Pesan yang banyak digunakan oleh aktor penipu adalah dengan cara social engineering diartikan sebagai memanipulasi dengan membangun komunikasi yang seakan-akan kesalahan sendiri. Dari hasil tersebut, penyebab dari penipuan online yakni rendahnya literasi media dan perubahan perilaku masyarakat dampak dari COVID-19.

ABSTRACT:
This paper aims to complement previous studies on online deception practices by looking at aspects of messages, types of deception and modes used in digital communication during the COVID-19 pandemic. The extent of this deceptionulent act is indicated by three things: first, the high number of complaints submitted to the Ministry of Communications and Information Technology. Second, the various modes of deception used by actors; Third, multiple platforms are used to spread deceptionulent messages. Primary data was obtained through the distribution of online questionnaires to 300 students, from; UIN Walisongo, State University of Semarang, University of Semarang and IAINU Kebumen. There are five (5) online media platforms that are most widely used by netizens, namely SMS, WhatsApp, Instagram, Facebook and Telegram. While secondary data was obtained from various websites that have relevance to the research theme, including https://www.kominfo.go.id/; Cekrekening.id; The time span taken in this study is the events between January – December 2021. The results of the study show: 1). The media used in deceptionulent practices is mostly done through SMS and Whatsapp platforms. 2). Lucky Draw occupies a dominant portion as a form of deceptionulent message used to deceive netizens. 3). The message that is widely used by deceptionulent actors is by means of social engineering, which is defined as manipulating by building communication as if it were one's own fault. From these results, the causes of online deception are low media literacy and changes in people's behavior as a result of COVID-19.