Kesetaraan gender pada fungsioanalisme struktural Nyai Durroh Nafisah : studi living Quran dengan pendekatan struktural
Mulyani, Tri (2022) Kesetaraan gender pada fungsioanalisme struktural Nyai Durroh Nafisah : studi living Quran dengan pendekatan struktural. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Tesis_1904028024_Tri_Mulyani.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (995kB)
Abstract
Kajian keilmuan Islam terutama dalam bidang tafsir terus mengalami perkembangan menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu pembahasan yang menarik dan menjadi isu global adalah kesetaraan gender dalam dunia Pesantren. Domestifikasi terhadap perempuan dan pembatasan hak terhadap mereka masih sering terjadi, dengan dalih perlindungan atau pemulyaan terhadap eksistensinya. Faktor agama menjadi salah satu faktor yang melatar belakangi pemahaman tersebut. Nyai Durroh Nafisah Pembina Jamiyyah Mudarasatil Quran lil Hafidhat (JMQH) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan pengasuh Beyt Tahfidh An-Nafisa telah berupaya untuk melakukan dekontruksi terhadap tradisi Pesantren yang masih cenderung bias dalam kesetaraan.
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah pada (1) Bagaimana Nyai Nafisah membangun fungsionalisme struktural baik secara sosial maupun individual serta (2) Bagaimana Nyai Nafisah membangun relasi sosial dan individu dalam menciptakan wacana kesetaraan gender terhadap para santri-santrinya. Melalui Teori tindakan dan fungsinalisme struktural yang Talcott Parsons. Realita bahwa Nyai Nafisah hidup dalam lingkungan yang masih sarat dengan budaya patriarki, penelitian ini menganalisa alat apa saja yang dimiliki oleh Nyai Nafisah dalam mewacakan tujuannya bahwa perempuan harus cerdas, terampil dan trengginas. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, peneliti melakukan analisa sub-sistem apa saja yang dimiliki oleh Nyai Nafisah sehingga menjadi daya dukung Nyai Nafisah dalam mencapai tujuannya
Kajian ini menunjukkan bahwa Nyai Nafisah sebagai keturunan keluarga keraton dan juga dibesarkan dalam lingkungan Pesantren meskipun memiliki perilaku yang sangat lembut baik dalam bertutur maupun dalam perilaku sehari-hari, (1) dalam mewacanakan kesetaraan gender dilingkungan budaya yang masih konservatif, Nyai Nafisah berstrategi menggunakan alat-alat atau sarana yang dimilikinya. Diantara alat atau sarana yang diusung adalah merupakan pengasuh Pesantren perempuan yang selain sebagai hafidhoh juga memiliki pengetahuan kitab turats yang matang. Dari segi silsilah keluaarga Nyai Nafisah juga termasuk keturunan dari keluarga yang keilmuannya diakui oleh masyarakat luas. Selain itu, keseharian Nyai Nafisah juga mencerminkan sosok perempuan yang cerdas, kota dan trengginas. (2) Nyai Nafisah dalam membangun relasi sosial dan individual didukung oleh beberapa sub-sistem yang dimilikinya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kesetaraan gender; Fungsioanalisme struktural; Nyai Durroh Nafisah; Living Quran |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran 300 Social sciences > 305 Social groups > 305.4 Women |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 01 Sep 2023 02:38 |
Last Modified: | 01 Sep 2023 02:38 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/20892 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year