Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direksi PT Bursa Efek Indonesia menerbitkan SK Nomor Kep-00025/BEI/03-2020 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Nomor II - A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang baru yaitu auto rejection. Auto rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS (Jakarta Automated Trading System) adalah sistem perdagangan Efek yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sarana komputer.
Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah tentang (1)Bagaimana penerapan auto rejection pada Bursa Efek Indonesia (2) Bagaimana pandangan hukum ekonomi syariah tentang penetapan auto rejection pada Bursa Efek Indonesia Adapun untuk metode penelitian menggunakan jenis penelitian yaitu yuridis normatif. Yuridis-normatif merupakan salah satu jenis penelitian yang menganalisis serta menelaah bekerjanya suatu hukum di lingkungan kenyataannya pada kehidupan masyarakat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi
Jika ditinjau dari Maqasid Al-Syariah dapat dipahami dengan diberlakukannyaa kebijakan auto rejection oleh Bursa Efek Indonesia telah mengimplementasikan mashlahah sebagai maqashid al-syari’ah karena dalam kebijakan auto rejection membawa kemanfaatan dan menghindari hal-hal yang membawa kerugian bagi investor emiten,Bursa Efek Indonesia dan Pasar Modal.