Seseorang yang ditempatkan di dalam panti asuhan bisa terjadi karenabeberapa alasan seperti permasalahan ekonomi, perceraian, orang tua meninggal dunia, anak tiri, peristiwa bencana alam dan lain sebagainya. Berubahnya kondisi dalam keluarga tersebut dan perubahan fungsi peran sosial orang tua akan berdampak besar pada keadaan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal dalam panti asuhan.Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara penerimaan diri dan penyesuaian sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja Panti Asuhan di Kecamatan Ngaliyan Semarang. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 97 remaja di tiga panti asuhan Kecamatan Ngaliyan yaitu panti asuhan Al-Ikhsaniyyah, panti asuhan Al-Hikmah, dan panti asuhan Iskandariyyah. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan tiga skala yaitu, skala penerimaan diri, skala penyesuaian sosial, dan skala kesejahteraan psikologis. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan nilai (sig) sebesar 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan positif antara penerimaan diri dan penyesuaiansosial dengan kesejahteraan psikologis remaja panti asuhan. Tingkat korelasi hubungan pada hipotesis ini tergolong rendah dengan nilai r atau korelasi pearson sebesar 0.396.Dari hasil penelitian ini diharapkan remaja panti asuhan mampu meningkatkan rasa penerimaan diri secara positif dan meningkatkan hubungan sosial atau melakukan penyesuaian sosial pada lingkungan, sehingga kesejahteraan psikologis dapat meningkat.

ABSTRACT:
A person who is placed in an orphanage can occur for several reasons such as economic problems, divorce, parents die, stepchildren, natural disaster events and others. Changes in conditions in the family and changes in the function of the social role of parents will have a major impact on the psychological well-being of adolescents who live in orphanages.This study aims to empirically examine the correlation of self-acceptance and social adjustment with the psychological well-being of adolescent orphanages in Ngaliyan District, Semarang. The research sample in this study were 97 teenagers in three orphanages in Ngaliyan District, namely Al-Ikhsaniyyah, Al-Hikmah, and Iskandariyyah. The measuring instrument in this study used three scales, namely, self-acceptance scale, social adjustment scale, and psychological well-being scale. The data analysis method uses multiple correlation analysis with the help of SPSS version 21.0 for windows. The results showed a value (sig) of 0.000 <0.05, meaning that there was a positive correlation between self-acceptance and social adjustment with the psychological well-being of the orphanage youth. The level of correlation in this hypothesis is low with an r value or Pearson correlation of 0.396. From the results of this study, it is expected that orphanage youth will be able to increase a positive sense of self-acceptance and improve social relationships or make social adjustments to the environment, so that psychological well-being can increase.