Pandemi covid-19 yang berlangsung pada tahun 2020 memiliki dampak besar bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Untuk menangani dampak sosial ekonomi tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kebijakan program bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) merupakan kebijakan baru di tingkat desa yang muncul sebagai salah satu upaya dalam penanganan pandemi covid-19. Pemerintah desa dituntut mengalokasikan dana desa untuk bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD). Pertanyaan penelitian ini : 1)Bagaimana mekanisme penentuan penerima BLT-DD di Desa Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, 2)Bagaimana proses pendistribusian BLT-DD di Desa Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, 3)Bagaimana dampak ekonomi bagi penerima bantuan BLT-DD di Desa Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Penelitian ini menggunakan teori non-programmatic distribution (disribusi non-terprogram). Hasil penelitian ini adalah : 1)Pendataan calon penerima bantuan dilakukan secara elitis (sepihak) yaitu di dominasi oleh para elit di level desa seperti, kepala desa, BPD, RT/RW karena adanya hubungan kekerabatan. 2)Distribusi bantuan BLT-DD sudah dilakukan dengan prosedur yang baik dan tepat jumlah. Namun demikian, ditinjau dari sisi waktu dan sasaran, pelaksanaan distribusi BLT-DD belum sepenuhnya tepat. Adanya distribusi non-terprogram karena praktik klientelisme (politik jaringan/kekerabatan). 3)Dampak ekonomi bagi penerima BLT-DD digunakan membeli sembako untuk keberlangsung hidup sehari-hari dan tambahabn untuk modal usaha dagang.