Penurunan produktivitas yang terjadi pada Lanjut Usia (Lansia) dianggap sebagai suatu beban atau problematika social di masyarakat. Hal ini karena pada usia tua, Lansia mengalami berbagai perubahan pada fungsi psikologis maupun biologis sehingga untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan bantuan orang lain. Anggapan ini telah mendiskriminasi Lansia untuk memperoleh kesejahteraan social dan Hak Asasi Manusia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kontribusi dan respon stakeholder di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan sebagai lembaga pelayanan kemanusiaan untuk memenuhi aspek kesejahteraan social bagi Lansia. Penulis menggunakan jenis penelitian berupa deskriptif kualitatif dengan cara observasi partisipatoris (pengamatan partisipan) melalui indepth interview. Adapun analisis data yang digunakan adalah menggunakan kajian struktural fungsional Parsons. Berdasarkan penelitian, Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan telah memenuhi standarisasi sebuah kelembagaan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan social bagi Lansia. Bentuk pelaksanaan pelayanan di Panti Wredha Harapan Ibu adalah berupa bimbingan dan pengasuhan terhadap Lansia di berbagai aspek kehidupan. Pemenuhan kebutuhan yang diberikan antara lain pelayanan kesehatan, fisik (sandang, pangan, dan papan), dan beragam pelayanan bimbingan (social dan psikososial, olahraga, spiritual, kreaktivitas), serta pelayanan proses pemakaman. Terdapat beragam hambatan dan tantangan yang dihadapi stakeholder, seperti keterbatasan pengasuh yang hanya berjumlah tiga orang, keterbatasan biaya, keterbatasan pada pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana, dan respon Lansia dalam mengikuti program bimbingan.
 
ABSTRACT:
The decline in productivity that occurs in the elderly is viewed as a burden or social concern in society. This is because as people age, their psychological and biological functions change so that they need the assistance of others to meet their needs. This notion has discriminated against the elderly to obtain social welfare and human rights. This study aimed at analyzing the contributions and responses of stakeholders at the Harapan Ibu Nursing Home of Ngaliyan which serves as a humanitarian service institution to provide social welfare for the elderly. The author uses descriptive qualitative research utilizing participatory observation through in-depth interviews. Parsons’ structural functionalism was utilized to analyze the data. Based on the research, Harapan Ibu Nursing Home of Ngaliyan has met the standardization of an institution as a reference for implementing social services for the elderly. The form of service implementation at Harapan Ibu Nursing Home is guidance and care for the elderly in all facets of life. The services provided include health, physical services (clothing, food, and shelter), and various guidance services (social and psychosocial, sports, spiritual, creativity), and funeral services. Stakeholders many obstacles and challenges, such as the limited number of caregivers (three people), limited funds, limited health services, facilities, and infrastructure, and the elderly's response to participate in the guidance program.