Skripsi ini membahas tentang rekrutmen politik perempuan dalam partai politik yang dilakukan oleh Garda Wanita Malahayati Partai Nasdem Kabupaten Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan terkait sistem perekrutan anggota perempuan dalam Garda Wanita Malahayati dan dampak diberlakukannya sistem perekrutan tersebut terhadap komposisi perempuan di Partai Nasdem. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pendekatan melalui analisis secara deskriptif, untuk menggambarkan sistem perekrutan yang dilakukan oleh Partai Nasdem dalam merekrut calon anggota partai. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara sebagai data primer dan data sekunder didpatkan melalui studi kepustakaan. Sedangkan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori gender dari Mansour Fakih.
Penelitian kualitatif ini membuktikan bahwa sistem perekrutan anggota perempuan dalam Garda Wanita Malahayati yang dilakukan oleh Partai Nasdem Kabupaten Jepara bersifat semi terbuka atau pola campuran yakni sistem rekrutmen secara terbuka dan secara tertutup. Dalam proses perekrutan anggota, Partai Nasdem mengedepankan prinsip demokratis untuk menghasilkan kandidat politik yang berkualitas yang memiliki kapasitas, legistimasi, integritas dan modal sosial di masyarakat. Sistem rekrutmen yang dilakukan oleh Partai Nasdem jelas sangat memperhatikan keberadaan perempuan dengan adanya program kerja berbasis kesetaraan gender yang melibatkan peran perempuan dalam berbagai proses pembuatan kebijakan maupun pengambilan keputusan. Partai Nasdem yakin bahwa upaya dalam mewujudkan kesetaraan gender dapat terwujud apabila didukung dengan berbagai aturan yang mengutamakan pemenuhan hak perempuan dan anak-anak. Dalam pelaksanaanya diharapkan kebijakan tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dapat semakin mendorong peningkatan partisipasi perempuan.
Diberlakukannya sistem perekrutan politik bagi komposisi perempuan dalam Partai Nasdem Kabupaten Jepara sangat berdampak secara signifikan terutama dalam penguatan posisi serta komposisi perempuan dalam partai. Dampak tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan komposisi perempuan dalam keterwakilan di parlemen dalam proses pengambilan suara serta peningkatan jumlah anggota perempuan yang terpilih dalam pemilihan umum. Peran politik perempuan menjadi faktor pendorong dan penguat posisi perempuan dalam partai, walaupun belum sepenuhnya membawa konstribusi, karena kebijakan yang dihasilkan cenderung hanya mengikuti keinginan elit politik. Namun, dengan adanya peran perempuan dalam dunia politik dianggap sudah cukup untuk mewakili suara perempuan.