Fenomena media sosial menampilkan ajakan-ajakan nikah muda yang dikemas dalam bentuk narasi yang menarik sehingga memicu kesimpulan banyak orang untuk segera menikah dan mengikuti trennya. Narasi yang seharusnya berisi edukasi dan solusi yang baik justru tidak disampaikan. Apalagi didukung dengan kekuatan komunitas hijrahnya dan publik figur di dalamnya yang menambah pengaruh dari narasi-narasi tersebut, menjadikan ajakan-ajakan tersebut mudah sekali masuk dan mensugesti pola pikir masyarakat tentang pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa mengenai corak narasi ajakan nikah muda dalam komunitas hijrah di media sosial, dan juga peran eksistensi komunitas hijrah tersebut. Objek material penelitian ini adalah akun media sosial @gerakannikahmuda (Instagram) dan @nikahitumudah (Tik-Tok). Objek formal dalam penelitian ini yaitu Analisis Wacana Kritis (AWK) Norman Fairclough. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh komunitas hijrah di media sosial sangat besar bagi perkembangan gerakan hijrah, khususnya di Indonesia dan di kalangan anak muda. Adanya eksistensi mereka menarik perhatian masyarakat, khususnya mereka yang belum mendalami Islam secara utuh. Cara mereka berdakwah dikemas dengan kreatif sehingga bisa dengan mudah menarik massa dengan cepat. Di sinilah terselubung ideologi, yang akhirnya dakwah hijrah mereka berujung pada ajakan meninggalkan maksiat dan mendekatkan diri pada Allah yang berkonklusi pada nikah muda. Cara mereka menyerukan ajakan nikah muda juga tak jauh beda dengan seruan hijrahnya. Dikemas dengan rapih dan kreatif dengan anak muda seagai target utama dakwahnya. Dari hal ini kita melihat fenomena agama yang dikapitalisasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Menguntungkan satu pihak dan merugikan beberapa pihak lainnya. Memanfaatkan agama dalam momen yang tepat untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.