Nama Isma Saqila, penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Pembimbingan Manasik Haji bagi Perempuan (Studi pada Mahasiswa Manajemen Haji dan Umrah UIN Walisongo Semarang dan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2017, 2018, dan 2019)”.
Kompetensi penting dibutuhkan setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Seseorang dengan kompetensi yang tinggi mampu bekerja lebiih baik dan bertanggungjawab pada profesi yang diembannya. Usaha pengembangan kompetensi juga dilakukan pada bidang penyelenggaraan haji dan umrah. Prodi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) terus mempersiapkan mahasiswanya untuk meningkatkan kompetensi, sehingga lulusan Prodi MHU dapat setara pada bidang keilmuan yang ditekuni dengan kompetensi kerja yang sesuai sektornya, salah satunya menjadi seorang pembimbing manasik haji bagi perempuan. Penelitian ini membahas mengenai persepsi mahasiswa Prodi Manajemen Haji dan Umrah tentang kompetensi pembimbingan manasik haji bagi perempuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Manajemen Haji dan Umrah terhadap kompetensi yang perlu dimilikinya sebagai kompetensi dasar pembimbing manasik haji bagi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sampel penelitian adalah mahasiswa Prodi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang dan UIN Alauddin Makassar tahun angkatan 2017, 2018, dan 2019 yang berjumlah 74 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan isian google form, wawancara dengan mahasiswa juga dosen Prodi, serta teknik pendukung lainnya yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman yang meliputi tiga tahapan, yaitu mereduksi data, menyajikan data, terakhir menarik kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) menilai positif mengenai kompetensinya sebagai calon pembimbing manasik haji bagi perempuan. Mahasiswa merasa percaya diri/ yakin pada kemampuannya dalam memahami materi manasik wanita, merasa mampu untuk membimbing Jemaah perempuan dan lansia. Mahasiswa merasa memiliki kemampuan afektif yang cukup baik, mampu mengendalikan emosi dan bersikap tenang ketika dihadapkan suatu problem, serta mampu menerima adanya perbedaan. Sebagian mahasiswa menganggap diri telah memiliki kemampuan psikomotor yang bagus, mereka mampu berempati, memberi pengaruh, arahan, memandu, maupun memotivasi diri sendiri dan orang lain. Mahasiswa juga merasa telah memiliki kemampuan decision makin dan problem solving yang baik terhadap konteks problematika yang dihadapi para calon Jemaah perempuan.