Kebutuhan modal merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan UMKM. Untuk itu, BMT Lariba Islamic Centre hadir sebagai salah satu solusi dengan produknya yaitu pembiayaan musyarakah. Pembiayaan musyarakah dapat digunakan untuk meningkatkan usaha agar menjadi berkembang dari sebelumnya serta dapat meningkatkan pendapatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pembiayaan musyarakah di BMT Islamic Centre dan untuk mengetahui peran pembiayaan musyarakah terhadap pengembangan usaha mikro di BMT Lariba Islamic Centre Kab. Cirebon.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research) dengan metode analisa deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Adapun mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah 2 pihak internal BMT Lariba Islamic Centre dan 30 anggota BMT Lariba Islamic Centre di Kab. Cirebon. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, praktik pembiayaan musyarakah yang ada di BMT Lariba Islamic Centre secara garis besar sudah sesuai dengan prosedur yang terdapat pada BMT Lariba Islamic Centre. Diantaranya, mulai dari pengajuan pembiayaan hingga pencairan pembiayaan sudah sesuai dengan prosedur yang terdapat pada BMT Lariba Islamic Centre. Oleh karena itu, menyebabkan kemudahan dalam proses pengajuan pembiayaan musyarakah pada BMT Lariba Islamic Centre ini, sehingga menyebabkan banyak anggota yang mengajukan pembiayaan musyarakah pada BMT tersebut. Selain itu, pembiayaan musyarakah juga berperan dalam pengembangan usaha mikro di Kab. Cirebon. Penyaluran pembiayaan musyarakah bertujuan guna menambah modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan digunakan secara produktif, baik untuk menambah barang dagangan atau menambah tempat usaha sesuai dengan apa yang diinginkan. Disisi lain masih terdapat anggota BMT Lariba Islamic Centre yang belum mengalami perkembangan dalam usahanya. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman anggota tentang pasar dan kebutuhan konsumen, persaingan usaha serta kurangnya sosialisasi dari pihak BMT Lariba Islamic Centre kepada para anggota.