Masjid pada era sekarang masjid telah meninggalkan fungsi dari masjid itu sendiri. Masjid sekarang ini lebih mengarah kepada kegiatan yang hanya bertujuan untuk beribadah rohani saja, akan tetapi untuk kegiatan sosial seperti masjid pada zaman Rasulullah. Masjid pada zaman Rasulullah menjadi pusat kegiatan masyarakat seperti kegiatan sosial, keagamaan, ekonomi, politik, dan pendidikan. Masalah masjid selanjutnya adalah pada pengelolaan keuangannya. Dimana memang sebagian besar masjid yang ada di Indonesia menyimpan dana tersebut di rekening Bank. Itu menjadikan dana yang dialokasikan untuk kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar harus terhenti. Akan tetapi kenyataan tersebut dipatahkan oleh Masjid Jogokariyan Yogyakarta tentang kemakmurannya dan terkenal dengan program pengelolaan keuangannya. Maka dari itu penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) bagaimana strategi takmir Masjid Jogokariyan untuk memakmurkan masjid? 2) Bagaimana Implementasi Program Kas Nol Rupiah dan Gerakan Jamaah Mandiri untuk memakmurkan Masjid Jogokariyan?
Penelitian skirpsi ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi takmir Masjid Jogokariyan untuk memakmurkan Masjid Jogokariyan dan untuk mengeahui implementasi dari Program Kas Nol Rupiah dan Gerakan Jamaah Mandiri. Penelitian skirpsi ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Data yang diperoleh munggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dkumpulkan dan dianalisis menggunakan teknik analisis data yang meliputi reduksi data, tahap penyajian dan kesimpulan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Strategi yang digunakan oleh takmir Masjid Jogokariyan untuk memakmurkan masjid adalah dengan cara pendekatan persuasif yang dilakukan kepada individu atau kelompok. Merinci menjadi strategi keamanan yaitu pemasangan CCTV, strategi pendidikan yaitu beaiswa, strategi kesehatan yaitu poliklinik dan donor darah. Strategi RMJ yaitu kaderisasi, strategi ekonomi yaitu bantuan UMKM. 2) Program Kas Nol Rupiah dan Gerakan Jamaah Mandiri ternyata memang saling berhubungan. Dengan adanya gerakan jamaah mandiri yang diusung oleh bapak jazir yang ingin menjadikan masjid mandiri tanpa adanya beban dana yang diberatkan kepada masyarakat atau jamaah. Dengan adanya perhitungan khusus maka akan mendapatkan nominal uang yang dimana nominal tersebut digunakan masjid untuk menjadi standar apakah jamaah tersebut menjadi jamaah mandiri, atau menjadi jamaah pensubsidi, atau jamaah yang disubsidi. Keberhasilan program gerakan jamaah mandiri kemudian ditindak lanjuti dengan program kas nol rupiah. Sehingga pengelolaan keuangan masjid bisa maksimal.