Isbalna (1601026167), Analisis Framing Pemberitaan Isu Pembubaran MUI Di Republika.co.id dan Seide.id. Media online kerap menjadi kiblat informasi bagi masyarakat saat ini. Perkembangannya yang pesat, turut mempengaruhi pemberitaan yang dimuat. Sehingga dalam pemberitaan media online para jurnalis bisa mengambil sumber pemberitaan dari mana saja, salah satunya sosial media. Sosial media kerap menjadi awal berkembangnya suatu isu atau wacana. Seperti yang terjadi pada November 2021 lalu, ketika tiga terduga teroris yang salah satunya adalah anggota Komisi Fatwa MUI, maka muncul tagar di sosial media terkait bubarkan MUI.
Isu pembubaran MUI ini menjadi polemik, hingga berbagai media memuatnya dengan bingkai (frame) yang berbeda, di antaranya Republika.co.id.id dan Seide.id. Penelitian ini bertujuan untuk melihat framing yang dibangun oleh Republika.co.id.id dan Seide.id dalam memberitakan isu pembubaran MUI periode 16 – 19 November 2021, dengan paradigma konstruksionis dan pendekatan kualitatif.
Peneliti menggunakan teori analisis framing dari Gamson dan Modigliani, dengan hasil penelitian menunjukan framing yang dibangun oleh Republika.co.id.id serta Seide.id. Hasil yang diperoleh peneliti yakni, Republika.co.id.id menolak atau tidak sepakat dengan isu pembubaran MUI tersebut. Hal ini bisa dilihat dari judul serta narasumber yang dipilih oleh Republika.co.id.id dalam pemberitaannya. Republika.co.id.id juga minim membahas tentang apa alasan isu pembubaran MUI muncul. Republika.co.id.id lebih sering memuat berita yang menggambarkan bahwa penangkapan terduga teroris yang merupakan anggota Komisi Fatwa MUI adalah urusan pribadi. Sementara itu, Seide.id memiliki frame yang berbeda. Dilihat dari judul pemberitaan serta narasumber yang dipilih, Seide.id sepakat atau mendukung jika MUI harus dibubarkan. Seide.id juga memaparkan data-data kenapa MUI layak untuk dibubarkan.