Penelitian ini berupaya menjabarkan dakwah pesantren melalui media sosial. Sebuah dakwah yang dilaksanakan di dalam pesantren bilingual berkarakter salaf yang memiliki bentuk dakwah salah satunya kajian atau pengajian kitab klasik untuk santri mukim dan jama’ah luar pesantren dengan metode khas pesantren salaf yakni bandongan dan sorogan.
Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang adalah salah satu pesantren yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan dakwah pesantren: youtube, facebook,instagram. Dakwah pesantren berbentuk pengajian dengan metode konvensional dikemas untuk dipublikasikan dengan trend audio visual melalui live streaming youtube. Sedang rangkuman ngajinya dikemas dengan trend menulis di media sosial facebook yang memiliki keunggulan di bidang penulisan caption. Kemudian instagram yang memiliki keunggulan di bidang desin visual dimanfaatkan untuk mengemas dakwah berupa kutipan pendek atau quotes dari pengasuh pesantren yang tujuannya untuk pepiling santri (pengingat santri).
Stretagi yang digunakan pun dengan cara memanfaatkan fitur-fitur di masing-masing media sosial yang Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang miliki. Fitur dan kelebihan masing-masing media sosial bukan untuk menggeser dan meninggalkan metode yang sudah lebih dulu ada dan digunakan untuk dakwah pesantren.
Dari fakta di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Dakwah Pesantren Fadhlul Fadlan Melalui Media Sosial. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan dakwah. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik dari Miles and Huberman, pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil temuan dari penelitian ini yakni bentuk-bentuk dakwah Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang melalui media sosial dengan cara memanfaatkan fitur media sosial youtube, facebook, dan instagram yang dipergunakan secara positif untuk menguatkan metode dakwah pesantren yang sudah terlebih dahulu ada. Adanya dakwah Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang melalui media sosial ini menjadi alternatif bagi masyarakat di luar pesantren pada umumnya dan masyarakat pengguna internet pada khususnya yang tidak sempat datang mengaji. Meskipun mengikuti dakwah melalui media sosial tidak bisa dipastikan bersambungnya sanad keilmuan jika tidak dilakukan dengan istiqamah dan memiliki kendala semacam signal, serta paket data. Tetapi setidaknya dakwah pesantren melalui media sosial dapat menghadirkn manfaat di tengah penggunaan media sosial.