Pembiayaan murabahah merupakan suatu produk yang disediakan oleh perbankan syariah dalam bentuk jual beli antara bank dan nasabah, dimana harga barang ditambah dengan keuntungan yang disepakati keduanya. Meningkatnya pembiayaan murabahah setiap tahunnya bisa terjadi dengan meningkatnya juga pada jaringan kantor yang tersebar. Dengan peningkatan jaringan kantor setiap tahunnya yang diharapkan bisa meningkatkan jaringan kantor, namun masih jauh jika dibandingkan dengan peningkatan pembiayaan murabahah.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis seberapa besar pengaruh jaringan kantor perbankan syariah, inflasi, dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan murabahah. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua bank umum syari’ah yang tercatat di OJK dan berdomisili di Indonesia, yaitu sebanyak 14 bank umum syari’ah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan data sekunder berupa laporan keuangan bulanan bank umum syariah periode 2016–2019, sehingga dalam keseluruhan sampel yang didapatkan sebanyak 48 sampel. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan program aplikasi statistik SPSS versi 23.0.
Hasil uji f penelitian ini yaitu jaringan kantor perbankan syariah, inflasi,dan NPF secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Hasil uji t dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen jaringan kantor perbankan syariah (X1) yaitu tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah, variabel independen inflasi (X2) yaitu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah, variabel independen non performing financing (NPF) (X3) yaitu tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah.