Banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh kelalaian pengemudi baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas antara lain mengantuk saat mengemudi, kurang hati-hatian, dibawah tekanan orang lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. Penelitian ini menarik dikaji karena Pertama, faktor manusia atau human error yang menyebabkan kecelakaan terjadi baik karena kelalaian atau disengaja. Kedua, faktor hukuman pelaku yang seharusnya hakim menetapkan hukuman tersebut dilihat pada Objective Culpa (objek kelalaian) yang terjadi, namun pada apa yang telah ditetapkan oleh majelis hakim hanya dengan pidana penjara 3 (tiga) bulan. Kasus yang menjadi objek penulisan ini adalah mengenai kelalaian yang dilakukan oleh Catur Yanuar Sumarsono bin Karjono, karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat yang mengakibatkan meninggalnya orang lain.
Penulis menggunakan metode penelitian normatif, dan putusan menjadi data yang bersifat sekunder. Metode penelitian normatif ini adalah cara untuk mendapatkan data yang berasal dari bahan pustaka atau dengan kata lain cara untuk mendapatkan data sekunder. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai bahan hukum sekunder mengenai putusan hakim, buku-buku, artikel, dan internet, makalah-makalah dari seminar, serta karya tulis para pakar hukum, dibidang hukum pidana dan lalu lintas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum dalam putusan No.3416/Pid.Sus/2019/PN.SBY tindak pidana kelalaian yang dilakukan oleh Catur Yanuar Sumarsono bin Karjono dinyatakan sah terbukti bersalah oleh Majelis Hakim bahwa terdakwa Catur Yanuar Sumarsono bin Karjono melakukan tindak pidana kealpaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia. Akan tetapi pada pembahasan ini terdapat pasal 310 ayat (4) UU RI No.22 Tahun 2009 yang kurang sesuai pada hukuman yang diterima kepada pembuat delik.