Jenis kejahatan yang sering ditemukan di tengah kehidupan masyarakat yang mengganggu ketertiban sosial adalah kekerasan seksual. Salah satu contoh kasus kekerasan seksual adalah Kekerasan Berbasis Gender Online atau yang biasa kita sebut dengan KBGO. Kasus KBGO yang ditangani oleh Legal Resource Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Semarang yang terjadi pada Tahun 2020 lalu, dengan korban yang mendapatkan perlakuan victim blaming. Fokus penelitian skripsi ini yaitu bagaimana regulasi hukum perlindungan korban KBGO dalam hukum positif dan bagaimana upaya penanganan korban KBGO dalam fenomena victim blaming di LRC-KJHAM Semarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-empiris atau disebut dengan penelitian lapangan yang mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan LRC-KJHAM Semarang. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku, literatur jurnal, modul, arsip atau dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya ketimpangan relasi antar gender yang cenderung terjadi terhadap perempuan. Adapun Undang-Undang untuk melindungi kepentingan korban antara lain UU No.13 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, UU No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No.44 Tahun 2008 Tentang Pornografi. Upaya yang dilakukan oleh LRC-KJHAM Semarang untuk memberikan pendampingan sampai korban merasa bahwa yang telah dilakukannya bukan serta merta karena perbuatannya.