Dita Tri Nastiti, 1801026003. Strategi Dakwah Tim Channel YouTube Islamidotco dalam Menyebarkan Nilai Toleransi antar Umat Beragama.
Kasus intoleransi masih sangat marak terjadi di Indonesia, toleransi antar umat beragama masih amat penting untuk diterapkan ke dalam kehidupan bermasyarakat. Dakwah yang sifanya mengajak kearah kebaikan tidak hanya menjadi rahmatan lil alamin untuk sesama muslim, namun juga untuk seluruh umat manusia. Menyampaikan dakwah yang memuat narasi toleransi juga kini dapat melalui media sosial seperti YouTube. Dalam berdakwah melalui YouTube inilah diperlukan sebuah strategi dakwah agar bagaimana narasi dakwah terkait toleransi antar umat beragama dapat tersebar secara luas sehingga dapat membuktikan bahwa agama Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin bagi seluruh umat manusia.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deksriptif. Metode dari pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara bersama kru dari channel YouTube Islamidotco yang bertugas sebagai tim redaksi. Lalu selanjutnya, teknik analisis data pada penelitian menggunakan tiga tahapan yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian terhadap channel YouTube Islamidotco dengan melihat strategi dakwah menurut Moh. Ali Aziz, rancangan kerja yang dilakukan oleh tim channel YouTube Islamidotco pada strategi dakwah terdiri dari lima hal yaitu, (1) pemilihan tema, yaitu memilih tema yang aktual atau sedang diperbincangkan, dan timeless yaitu pembahasan yang tidak mengenal waktu sehingga akan selalu jadi pembahasan, (2) penentuan narasumber, dengan menggunakan narasumber yang memiliki pengalaman terkait pembahasan mengenai toleransi antar umat beragama, (3) proses produksi, dilaksanakan sesuai dengan durasi tiap program yang dibuat dengan memaksimalkan alat dan kru yang ada, (4) tujuan pembuatan konten yaitu menampilkan islam yang ramah dan damai di tengah maraknya konten berisi ultra-konservatif sebagai bentuk counter dari narasi yang berisi intoleransi antar umat beragama, (5) metode promosi dan sasaran penonton, menggunakan sosial media seperti Facebook, YouTube, Twitter dan Website untuk media promosi, serta menyasar kelompok umat muslim menengah yang berusia 40 tahun kebawah.