Kesehatan mental di Indonesia masih menjadi tantangan yang sangat berat karena memiliki perspektif yang berbeda-beda terutama dalam konteks kesehatan. Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang sehat secara fisik, mental, spiritual maupun sosial. Permasalahan kesehatan tidak hanya tergambar secara fisik saja, namun juga terkait kesehatan jiwa. Sering kali persepsi sehat atau sakit hanya diartikan apabila kita tidak mampu melakukan sesuatu. Kesehatan mental masih dipandang sebelah mata. Masyarakat masih menganggap masalah kesehatan mental bukan sebagai penyakit. Padahal, kesehatan mental sama halnya dengan kesehatan fisik. Jika tidak ditangani, sekecil apapun gangguan mental dapat mengancam kehidupan seseorang. Upaya untuk menjaga kesehatan mental dan jiwa perspektif Islam salah satunya ialah melalui sebuah amalan, dari sekian banyak amalan dalam Islam salah satunya yaitu amalan hirzul jausyan al-Kabir, amalan ini merupakan sebuah ikhtiar, doa, wirid atau amalan yang berisikan 1001 nama-nama allah, dari sekian banyak amalan-amalan sebagai upaya pendekatan diri kepada allah, peneliti lebih tertarik memilih hirzul jausyan al-Kabir untuk dijadikan media penelitian. Alasan peneliti memilih hirzul jausyan al-Kabir dikarenakan amalan ini istimewa yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw secara langsung melalui perantara malaikat jibril ketika perang uhud, dan diamalkan turun temurun dengan sanad yang jelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field research) beserta wawancara. Untuk objek penelitian tepatnya di Desa Ploso Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak.Prosesi pengamalan hirzul jausyan diawali dengan tawassul, bacaan tahlil dan yasin, bacaan wirid jausyan beserta potongan-potongan ayat dalam al-Qur’an dan ditutup dengan sholawat burdah, tausiah dan ramah tamah. Pengamalan hirzul jausyan membawa dampak positif yang cukup nyata dalam analisis tiga sudut pandang yaitu pada aspek: Sosial ekonomi, Religiliulitas dan perilaku sosial. Dari sudut pandang sosial ekonomi, terdapat perubahan antara sebelum dan sesudah mengikuti rutinan hirzul jausyan, diantaranya, dari yang kinerjanya biasa saja menjadi lebih bersemangat untuk bekerja, produktifitas meningkat, bisa mengondisikan diri dan beradaptasi ketika menghadapi fenomena perekonomian. Untuk sudut pandang religiliulitas, terdapat banyak dampak positif diantaranya, dari yang sekedar beribadah hanya untuk menggugurkan kewajiban, kini lebih faham tentang ilmu agama, lebih rajin beribadah tidak hanya menjalankan syariat saja, namun mengetahui makna ibadah yang sesungguhnya. Sedangkan dari sudut pandang perilaku sosial, terdapat dampak positif yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan juga orang sekitar. Untukdiri sendiri menjadi lebih percaya diri, pola pikir berubah menjadi lebih baik dan cara pandang luas, untuk keluarga menjadi lebih harmonis dan damai, sedangkan untuk orang sekitar berdampak pada persaudaraan menjadi lebih erat.