Santi Nur Arifah, 1701026113. Pesan Moral Islam dalam Web Series Layangan Putus
Penelitian ini dilakukan berawal dari kepopuleran web series Layangan Putus. Tema perselingkuhan yang diangkat dalam serial tersebut dinilai tidak memiliki nilai pembelajaran bagi penontonnya. Berkaitan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai maraknya kasus perselingkuhan dan perceraian, maka penelitian ini layak dilakukan untuk mengetahui pesan akhlak dalam web series Layangan Putus sebagai pembelajaran bagi kehidupan rumah tangga masyarakat Indonesia. Penelitian bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan pesan akhlak yang terdapat dalam web series Layangan Putus. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan sumber data yang diperoleh dari dokumen berbentuk video dalam web series Layangan Putus. Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan analisis isi (content analysis) menurut Krippendorf.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah) yang dapat diterapkan dan akhlak tercela (akhlaqul madzmumah) yang dapat diambil pelajarannya bagi penonton. Pertama, akhlak berkata jujur dengan mengakui kesalahan dan berani mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan fakta yang terjadi. Kedua, akhlak memaafkan kepada sesama manusia. Ketiga, akhlak keberanian dalam memutuskan atau menghindari kemaksiatan. Keempat, sikap adil kepada sesama manusia dengan tidak memberikan haknya tanpa memandang latar belakang. Kelima, sabar dalam menghadapi cobaan dengan tidak muda putus asa, sabar dalam hal menahan marah. Keenam, kasih sayang terhadap keluarga, tetangga, dan sesama manusia. Akhlak tercela dalam web series Layangan Putus yang dapat diambil pelajaran positifnya. Yang pertama, akhlak marah (ghadab) yang meluap-luap tidaklah dibenarkan karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kedua, akhlak tercela berupa sifat munafik yaitu berbohong dan ingkar janji, hindarilah berkata bohong dan mengingkari janji karena hal tersebut termasuk dalam tanda-tanda orang munafik.