Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia yang cukup pesat, salah satunya dengan adanya merger dari 3 bank syariah. Hal tersebut berdampak pada total aset yang semakin besar. Sebelum terjadinya merger, aset yang dimiliki oleh masing-masing bank syariah tersebut yaitu Bank BSM sebesar Rp. 114,4 triliun, Bank BRIS sebesar Rp. 49,6 triliun, dan Bank BNI Syariah sebesar Rp. 50,78 triliun. Setelah adanya merger total aset mencapai Rp. 214,78 triliun. Dengan hal tersebut diharapkan Bank BSI mampu menjadi 10 besar perbankan syariah secara global yang dapat menjangkau seluruh segmen masyarakat. Namun pada kenyataannya Bank BSI belum mampu menjangkau seluruh segmen masyarakat seperti di Kecamatan Ketanggungan yang dominan menjadi nasabah Bank Konvensional.
Salah satu poin penting yang harus diperhatikan oleh bank syariah terutama Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah faktor-faktor apa yang menjadi alasan masyarakat tidak memilih Bank Syariah Indoensia (BSI). Agar Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat melakukan evaluasi terhadap strateginya, terutama yang mengacu pada pelayanan, fasilitas, produk dan lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor pelayanan, fasilitas, produk dan lokasi terhadap minat masyarakat menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia. Jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dan Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan dan Produk berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia, dengan Pelayanan nilai t hitung sebesar 2,197 dan nilai signifikansi yaitu 0,030. Produk nilai t hitung sebesar 4,109 dan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan Fasilitas dan Lokasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia, dengan Fasilitas nilai t hitung sebesar 0,869 dan nilai signifikansi 0,378. Lokasi nilai t hitung sebesar 1,404 dan nilai signifikansi 0,164.