Kasus penyandang disabilitas sensorik netra bukan lagi menjadi kasus yang langka di Indonesia. Data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa jumlah PDSN di Indonesia mencapai 1,5% atau setara dengan 4 juta jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Seorang penyandang disabilitas tersebut tidak akan lepas dari hambatan-hambatan yang mengganggu aktivitas keseharianya. Sehingga dari hambatan-hambatan tersebut munculah stereotip masyarakat normal lainya bahwa hambatan tersebut dapat menghilangkan hak-hak para penyandang untuk dapat menempuh pendidikan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Motivasi menempuh pendidikan tinggi pada penyandang disabilitas sensorik netra di komunitas Sahabat Mata Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pembimbing dan penyandang disabilitas sensorik netra di komunitas Sahabat Mata yang pernah maupun yang masih menjadi mahasiswa. Sumber data sekunder penulis peroleh dari buku, jurnal, arsip, dan dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian analisis data dilakukan dengan mengikuti model analisi Miles and Huberman yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Motivasi para penyandang disabilitas sensorik netra di komunitas Sahabat Mata Semarang dalam menempuh pendidikan tinggi menunjukkan dua disabilitas sangat kuat, dua lainya menunjukkan cukup kuat dan dua terakhir menunjukkan motivasi yang lemah. Masing-masing dari mereka memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti ingin mewujudkan cita-cita, ingin mencari legalitas, ingin mempunyai relasi yang banyak, ingin menambah nilai pada dirinya, ingin mendapat pekerjaan dan lain sebagainya. Kemudian untuk merealisasikan tujuan tersebut dibutuhkan sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. Upaya pembimbing dalam memotivasi penyandang disabilitas sensorik netra di komunitas Sahabat Mata Semarang telah selaras dengan tujuan BKI yaitu Menopang individu agar mengetahui dan mengenal dirinya sendiri sebagai manusia sepenuhnya untuk dapat melahirkan kepuasan di dunia dan akhirat. Kemudian untuk fungsi BKI nya lebih pada fungsi preventif, preservatif, dan developmental.