Makna gelar haji pada masyarakat urban dalam menumbuhkan kesalehan sosial : studi di perumahan BPI Ngaliyan Semarang

Famelia, Zella (2023) Makna gelar haji pada masyarakat urban dalam menumbuhkan kesalehan sosial : studi di perumahan BPI Ngaliyan Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo.

[thumbnail of Skripsi_1901056009_Zella Famelia_Lengkap] Text (Skripsi_1901056009_Zella Famelia_Lengkap)
Skripsi_1901056009_Zella Famelia_Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Gelar haji merupakan gelar yang diperoleh seseorang ketika telah menunaikan ibadah haji. Seringkali gelar haji menunjukkan adanya peningkatan kualitas diri seorang haji karena haji yang mabrur pasti akan terus berorientasi pada amal saleh, baik spiritual dan sosial. Masyarakat perkotaan sering digambarkan rentan terhadap anti-sosial karena dianggap individualis. Penelitian ini mengkaji gambaran para haji yang tinggal di perkotaan dalam menumbuhkan kesalehan sosial dengan memaknai gelar haji yang disematkan padanya.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis makna gelar haji pada masyarakat urban di Perumahan BPI Ngaliyan Semarang dan mendeskripsikan makna gelar haji pada masyarakat urban dalam menumbuhkan kesalehan sosial di Perumahan BPI Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan merujuk pada keilmuan sosiologi. Analisis data penelitian ini mengadopsi model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga langkah, yakni data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian pertama, terdapat empat makna gelar haji pada masyarakat urban di Perumahan BPI, yakni normatif, budaya, historis, dan sosiologi. Makna normatif sebagai tanda seseorang sudah berhaji. Makna budaya bahwa gelar haji menjadi suatu kultur. Makna historis di mana terdapat sejarah dibalik gelar haji. Makna sosiologi di mana gelar haji diraih melalui usaha bukan keturunan. Kedua, lima sikap kesalehan sosial oleh Sahal Mahfudh terealisasi baik dengan sikap yang paling menonjol, yaitu sikap stabilitas (al-Tsabat) dan mutualitas/ kerja sama (al-ta’awun). Hanya saja empat makna gelar haji pada masyarakat urban di atas tidak sepenuhnya berpengaruh dalam menumbuhkan sikap kesalehan sosial, sehingga tidak ada perubahan signifikan yang terjadi, sebab hakikatnya sikap para haji tetap atau masih sama seperti sebelum bergelar haji. Hal ini karena pandangan para haji perkotaan lebih maju di mana mereka yakin berbuat saleh tidak perlu menunggu bergelar haji terlebih dahulu. Walaupun demikian, masyarakat tetap menganggap gelar haji memiliki nilai kebaikan, yakni bisa menjadi kontrol diri dan motivasi untuk terus memperbaiki diri.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Gelar haji; Masyarakat urban; Kesalehan sosial; Perumahan BPI Ngaliyan Semarang
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.31 Pillars of Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 76201 - Manajemen Haji dan Umrah
Depositing User: Fahrurozi Fahrurozi
Date Deposited: 17 Oct 2023 07:21
Last Modified: 17 Oct 2023 07:21
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21668

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics