Indah Sulfi Ariefyanti 1701046005. Implementasi Program Kampung KB dalam upaya Pemberdayaan Keluarga melalui Budidaya Maggot di Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
Kampung KB termasuk salah satu program kegiatan prioritas yang sesuai dengan intruksi Presiden RI, terutama sebagai bentuk investasi program KB yang manfaatnya dapat secara langsung diterima oleh masyarakat. BKKBN telah membentuk beberapa kampung KB, salah satunya di desa Banjarsari kecamatan Sumberasih. Kampung KB di desa Banjarsari dibentuk karena sebagian masyarakat masih tertinggal, sehingga ada kepedulian dari kampung KB yang ingin mengubah taraf hidup masyarakat yang lemah agar lebih bangkit. Kampung KB di desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo mempunyai beberapa program salah satu diantaranya pembudidayaan Maggot. Maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. Adanya pembudidayaan Maggot ini untuk memberdayakan masyarakat agar dapat menambah penghasilan di dalam rumah tangga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Implementasi Program Kampung KB dalam upaya Pemberdayaan Keluarga melalui Budidaya Maggot dan Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi progam kampung KB dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui budidaya maggot di Desa Banjarsari.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul penulis menganalisis data dengan teori Van Meter dan Van Horn, melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: : Implemntasi program kampung KB dalam upaya pemberdayaan keluarga melalui budidaya maggot di Desa Banjarsari kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo sudah mulai berhasil dalam memberdayakan keluarga dengan mengangkat perekonomian keluarga. Faktor pendukung Implementasi program kampung KB di Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih yakni, secara eksternal adanya dukungan pemerintah desa dan kabupaten; dukungan pemerintah provinsi; masyarakat berpartisipasi aktif. Sementara faktor penghambat yakni, secara eksternal kapasitas masyarakat; lahan yang sempit; pakan yang kurang.