Pada LKS Model 2.1 PGP menyebutkan model pembelajaran berdiferesiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa. Dalam pelaksanaannya bukan berarti guru harus mengajar 35 siswa dengan cara yang berbeda-beda, melainkan mengkombinasikan dari pilihan rasional yang dibuat guru untuk memenuhi kebutuhan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran, respon guru terhadap kebutuhan belajar siswa, mengelola kelas yang efektif, Menurut Tomlinson pengklasifikasian kebutuhan siswa terbagi menjadi tiga aspek yaitu kesiapan belajar, Minat belajar dan Gaya belajar. Sedangkan implementasi model pembelajaran berdiferensiasi terdapat tiga komponen penting yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan yaitu berdiferensiasi konten berkaitan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru, berdiferensiasi proses adalah aktivitas yang dilakukan siswa dan berdiferensiasi produk mengacu pada hasil akhir dari pembelajaran ditinjukkan dengan hasil produk yang bervariasi.
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Muhammadiyah 3 Kaliwungu Kendal hasil belajar siswa pada mata pelajaran rumpun PAI materi fiqih masih tergolong rendah, ditinjau berdasarkan hasil belajar siswa pada semester sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui apakah model pembelajaran berdiferensiasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar fiqih. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design quasi eksperimen design (rancangan eksperimen semu), dengan teknik pengumpulan data menggunakan nonequivalent control group design. Bentuk desain penelitian dengan pretest-posttest group design. Teknik sampling menggunakan sampling jenuh artinya menggunakan seluruh populasi di dalam kelas ditandai dengan rencangan 2 kelompok kelas yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen sebanyak 24 siswa dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol sebanyak 26 siswa. Hasil penelitian menghasil nilai rata-rata pre test kelas VIII A sebesar 67,3 sementara kelas VIII C sebesar 58,5. Kemudian nilai rata-rata post test kelas VIII A sebesar 86,67 sementara kelas VIII C sebesar 73,69. Dengan demikian dapat diketahui bahwa selisih nilai post test kelas eksperimen lebih besar daripada nilai post test kelas kontrol yaitu 86,67 > 73,69. Berdasarkan uji independent sampel t-test diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka berdasarkan data pengambilan keputusan dalam uji independent sampel t-test dapat disimpulkan bahwa H_0 ditolak dan H_a diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan / selisih yang signifikan (nyata) antara rata-rata hasil belajar fiqih kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yang berarti bahwa Model pembelajaran berdiferensiasi efektif dalam meningkatan Hasil Belajar Fiqih SMP Muhammadiyah 3 Kaliwungu Kendal tahun ajaran 2023/2024.