Kecurangan laporan keuangan menempati posisi ketiga dalam bentuk kecurangan finansial, namun dengan posisi pertama paling merugikan ($593.000) dibanding Korupsi ($150.000) dan Penyalahgunaan aset ($100.000). Kondisi tersebut tentunya membutuhkan perhatian khusus, salah satu upaya strategis dalam meminimalisirnya adalah dengan filterisasi tenaga akuntan, melalui pertimbangan persepsi auditor sebagai landasan deteksi kecurangan. Alasannya, laporan keuangan kerap kali menjadi objek temuan audior terkait adanya kecurangan atau tidaknya. Pertimbangan track record tersebut dapat dengan melihat indikator red flags dan religiusitas seorang auditee, sebab kedua hal tersebut memiliki pengaruh dalam tingkat kecurangan laporan keuangan yang dilakukan auditee. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa red flags dan religiusitas memiliki pengaruh dan peran penting terhadap kontrol kecurangan khususnya kecurangan laporan keuangan. Auditor perlu memperhatikan alarm peringatan berupa red flags dan religiusitas perlu ditanamkan dalam benak pihak yang berkaitan dengan pelaporan keuangan untuk meminimalisir dan kontrol terhadap fraud, khususnya laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis melalui observasi dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui persepsi para auditor terhadap variabel red flags dan religiusitas berhubungan dengan variabel financial statement fraud. Informan kunci dalam penelitian ini adalah beberapa Auditor yang bekerja di KAP lingkup Semarang. Hasil dalam penelitian menunjukan adanya pengaruh dari red flags dan religiusitas terhadap financial statement fraud baik secara parsial maupun stimultan.