Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar oleh karena itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai salah satu unit kerja di bawah koordinasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Self assessment system pada PPh pasal 25 pada salah satu PPh yang memberikan system kepercayaan dan peran serta masyarakat untuk melaksanakan kewajiban perpajakan, baik dari menghitung, membayar, serta melaporkan jumlah pajak terutangnya melalui media SPT. Meningkatnya jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Tegal belum menunjukan meningkatnya kepatuhan wajib pajak orang pribadi tepat waktu dalam menyampaikan SPT tahunan. Adapun yang menjadi hambatan bagi para wajib pajak terlambat melaporkan SPT tahunan adalah tidak atau kurang memahami mengenai prosedur dan tata cara pelaporan SPT yang baik dan benar. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan SPT tahunan juga menjadi hambatan bagi wajib pajak dalam melaporkan SPT dan sanksi yang diberikan harus jelas dan tegas kepada wajib pajak yang melanggar peraturan kewajiban perpajakan agar memberikan efek jera terhadap wajib pajak yang melanggar kewajiban perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pelaporan SPT WPOP yaitu pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak KPP Pratama Tegal

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik probability sampling, kemudian data diolah menggunakan SPSS . Peneliti menggunakan pupulasi wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tegal dengan mengambil sampel sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bawah pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pelaporan SPT wajib pajak orang pribadi (WPOP) di KPP Pratama Tegal