Asas dari hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama salah satunya ialah asas peradilan yang dilaksanakan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan, beberapa masyarakat Desa Sendang Agung meggunakan seorang makelar yang sudah masyhur melancarkan gugatan atau permohonan cerai yang diajukan. Hal ini menyebabkan asas beracara di Pengadilan dengan biaya ringan tidak dapat dilaksanakan.
Pokok masalah penelitian ini adalah, apakah faktor yang mendorong masyarakat Kecamatan Bandar Mataram memilih menggunakan jasa makelar cerai dan bagaimana pengaruh makelar cerai terhadap tingginya biaya cerai di Kecamatan Bandar Mataram. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-doktrinal, menggunakan pendekatan yuridis sosioligis yaitu menganalisis permasalahan yang ada dengan bahan hukum primer berupa wawancara yang diperoleh dari lapangan. Data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan penyedia jasa makelar cerai, pengguna jasa makelar cerai (random sampling), dengan Kepala Desa Sendang Agung dan pihak Peradilan Agama Gunung Sugih. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi, kemudian data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ada 3 faktor yang mendorong masyarakat Desa Sendang Agung menggunakan jasa makelar cerai, yakni: rendahnya pendidikan masyarakat Desa, kelengkapan berkas untuk pembuktian, dan kebiasaan Sebagian masyarakat menggunakan jasa makelar cerai untuk melancarakan perkara yang sedang dijalani masyarakat Desa yang enggan direpotkan dengan urusan percerain. Jasa pengantaran ini menyebabkan biaya cerai yang seharusnya ringan menjadi dua kali lipat dari panjar biaya yang ditetapkan oleh Pengadilan.