Harga saham dianggap sebagai faktor yang membuat investor menginvestasikan dana yang dimilikinnya di pasar modal karena investor menilai bahwa harga saham dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal yang mereka tanamkan. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, investasi saham di sektor pertambangan menjadi salah satu pilihan yang paling diminati oleh investor. Hal tersebut dikarenakan sektor pertambangan merupakan sektor yang semakin strategis bagi Indonesia mengingat banyaknya sumber tambang yang dimiliki Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan fenomena dan masalah dari penelitian ini yang perlu diuji sebab akibat antar variabel dengan uji statistik. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari pihak ketiga dengan teknik pengambilan data purposive sampling atau dengan kriteria yaitu perusahaan saham pertambangan yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan yang memiliki laporan harga saham closing price setiap tahun selama periode 2020-2022.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji regresi linear berganda diperoleh bahwa secara parsial inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, harga emas dan nilai tukar (kurs) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara simultan inflasi, harga emas dan nilai tukar (kurs) berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien determinasi sebesar 38%.