Salah satu kebutuhan rohani dalam hidup adalah berwisata religi. Wisata religi memiliki magnet dan daya tarik tersendiri bagi penganut agama yang memiliki tingat kepercayaan tinggi terhadap kepercayaan-Nya. Kegiatan ziarah kubur sudah menjadi tradisi turun temurun di kalangan masyarakat Islam di Jawa. Ziarah kubur terutama terhadap leluhur, wali maupun orang tua bertujuan untuk mengenang kebesaran Allah SWT dengan cara menyampaikan atau memanjatkan do’a agar arawah kubur dapat diterima disisi Allah SWT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan wisata obyek wista religi makam mbah mudzakir dan faktor pendukung dan penghambat pengembangan wisata obyek wisata religi makam mbah mudzakir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif dengan kajian teori talcot parson.
Hasil penelitian ini Pengembangan Obyek Wisata Religi di Makam Mbah Mudzakir dikelola langsung dari keturunan mbah mudzakir yang dibantu oleh masyarakat sekitar obyek wisata makam mbah mudzakir. Bentuk-bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata makam mbah mudzakir dengan menggunakan teori fungsional AGIL Talcot Parson yaitu adaptasi, pencapian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan obyek wisata makam mbah mudzakir berupa Partisipasi Masyarakat dalam pengembangan obyek wisata religi makam mbah mudzakir ialah Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran, Partisipasi Masyarakat dalam bentuk tenaga, Partisipasi Masayarakat dalam bentuk keahlian, Partisipasi Masyarakat dalam bentuk barang, dan Partisipasi Masyarakat dalam bentuk uang.Faktor pendukung dan penghambat pengembangan obyek wisata makam mbah mudzakir ialah dari potensi wisata yang dimiliki oleh Makam Mbah Mudzakir sangat besar dan bisa dikembangkan, selain itu ada pihak keluarga yang mampu mengelola makam dengan baik sehingga pembangunan berjalan dengan lancar. Sedangkan penghambat adalah masih kurangnya andil dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata, pemerintah desa, dan masyarakat dalam pengelolaan Makam. Kurangnya sarana prasarana yang ada di area makam.