Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang juga diikuti perkembangan fisik, kognitif, maupun sosio-emosional. Pada masa remaja identik dengan masa pencarian jati dan cenderung memiliki emosi yang belum stabil. Hal tersebut menjadi penting dalam kaitannya dengan kecerdasan emosi yang salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, melalui penerapan pola asuh orang tua. Pada penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian yaitu pola asuh otoriter.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan ex-post facto. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja di SMPN 4 Purbalingga. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja di SMPN 4 Purbalingga. Sampel pada penelitian ini sejumlah 131 siswa kelas IX di SMPN 4 Purbalingga. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala pola asuh otoriter, dan skala kecerdasan emosional. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS versi 24.0 for windows.
Berdasarkan hasil uji regresi diketahui bahwa nilai pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja sebesar 57.064 dengan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya nilai Sig.(2-tailed) ini lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya terdapat pengaruh variabel pola asuh otoriter orang tua (X) terhadap kecerdasan emosional remaja (Y) di SMPN 4 Purbalingga. Kemudian dilihat dari nilai koefisien determinasinya (R Square) juga diketahui sebesar 30,7% yang artinya semakin membuktikan bahwa besar pengaruh pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja sebesar 30,7% dan sebesar 69,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Diketahui juga bahwa siswa kelas IX dalam penelitian ini memiliki tingkat pola asuh otoriter kategori sedang dan kecerdasan emosional termasuk dalam kategori sedang.