Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan melakukan karakterisasi biodegradable foam pati talas (Colocasia esculenta)-kitosan-lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya diekstraksi dari dagingnya menjadi gel. Pertama, dicuci daging lidah buaya hingga bersih dan dipotong kecil-kecil, kemudian dipanaskan pada suhu 70℃-75℃ selama 3 menit dan diblender hingga halus. Biodegradable foam dibuat dengan menggunakan metode ekstruksi yaitu metode pencampuran dua bahan atau lebih menjadi satu dengan memanfaatkan pati yang dapat mengembang akibat panas dan gesekan selama proses ekstruksi. Ekstrak lidah buaya yang terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), terdapat gugus fungsi O-H dan C=C dengan bilangan gelombang 3270,86 cm-1 dan 1636,14 cm-1 yang mengindikasikan adanya polisakarida acemannan. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan biodegradable foam memiliki gugus fungsi O-H, C-H, C-O, dan C=O pada bilangan gelombang 3283,55 cm-1; 2916,39 cm-1; 1077,39 cm-1; dan 1705,20 cm-1 dan gugus fungsi C=C pada bilangan gelombang 1625,35 cm-1. Nilai kuat tarik optimum penambahan konsentrasi ekstrak lidah buaya 30% sebesar 3,93 MPa, sedangkan nilai kuat tarik paling rendah didapatkan pada biodegradable foam dengan konsentrasi lidah buaya 40% yaitu sebesar 1,59 MPa. Penambahan ekstrak lidah buaya dapat meningkatkan daya serap air dari 12,59% menjadi 18,51%, dan penambahan ekstrak lidah buaya mempercepat laju biodegradasi yaitu 4 hari.