Paguyuban pedagang pasar tiban : kajian modal sosial

Khurmila, Aisa (2023) Paguyuban pedagang pasar tiban : kajian modal sosial. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1806026007_Aisa_Khurmila] Text (Skripsi_1806026007_Aisa_Khurmila)
1806026007_Aisa Khurmila_Full Skripsi - Mil Ais.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (2MB)

Abstract

Pasar tiban merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli diluar pasar formal dengan waktu dan lokasi yang tidak menentu. Pasar tiban tiban di alun-alun gemek memiliki paguyuban sebagai fasiliator antara pedagang dengan pemerintah setempat. Paguyuban di Alun-alun Gemek Pekalongan ini menarik karena eksistensi para pedagang dalam menjalankan usaha daganganya sudah bertahun_tahun lamanya, padahal mereka bukan masyarakat lokal tetapi mereka bisa bertahan hingga saat ini karena ada modal sosial didalam paguyuban. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses terjadinya pasar tiban dan bagaimana bentuk modal sosial paguyuban pedagang pasar tiban di Alun-alun Gemek pekalongan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pasar tiban Alun-alun Gemek Pekalongan terbentuk awalnya karena pedagang di Alun-Alun Gemek berlokasi di pinggir jalan raya Kedungwuni. Pedagang ini terbagi menjadi beberapa kelas dari adanya pedagang selter pedagang harian pedagang pasar tiban dan pedagang musiman. Proses berjualan dilakukan dengan cara para pedagang selter bergantian berjualan ketika pasar tiban sedang berlangsung yaitu ketika hari jumat dan minggu pada pagi hari hingga siang hari. 2) Bentuk modal sosial yang ada di paguyuban pasar tiban di Alun-alun Gemek Pekalongan terdapat dua hal yaitu bonding social capital dan bridging social capital. Bonding social capital mengarah pada seluruh anggota kelompok berasal dari tempat tinggal yang sama, sedangkan bridging social capital atau yang menjembatani relasi-relasi antar anggota dan kelompok yang berbeda dapat memperkuat ikatan melalui pola-pola interaksi yang saling menguntungkan. Bentuk modal social pada paguyuban lebih mengarah pada bridging social capital, karena adanya solidaritas, toleransi dan kesadaran pada setiap anggota paguyuban. Paguyuban ini dibuat agar tidak ada kesalah pahaman antar pedagang lama dan pedagang baru sehingga meminimalisir terjaadinya konflik. Fungsinya paguyuban ini untuk mengawasi jalannya pasar tiban yang selalu di amankan oleh keamanan selain itu sebagai wadah silaturahmi dan koordinasi pedagang dalam menyikapi berbagai isu perubahan dinamika yang terjadi di pasar tiban alun-alun Gemek Pekalongan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Paguyuban; pedagang; pasar tiban; modal sosial.
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 28 Oct 2023 06:42
Last Modified: 28 Oct 2023 06:42
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21995

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics