Stereotip terhadap perempuan single parent : studi kasus Desa Watugede, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali

Rahima, Evi Lutfiani (2023) Stereotip terhadap perempuan single parent : studi kasus Desa Watugede, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1806026013_Evi_Lutfiani_Rahima] Text (Skripsi_1806026013_Evi_Lutfiani_Rahima)
1806026013_Evi Lutfiani Rahima_Tugas Akhir - evi lutfiani.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Streotip merupakan pandangan negatif terhadap seseorang atau golongan berdasarkan prasangka yang salah. Konteks gender, baik perempuan maupun laki-laki mengalami stereotip. Pada umumnya masyarakat yang sering memberikan atau mengeluarkan pandangannya terhadap suatu fenomena adalah dari kalangan perempuan. Desa Watugedhe memiliki 11 perempuan yang menyandang status single parent di antaranya 6 cerai mati dan 5 cerai hidup. Penelitian ini fokus pada 5 perempuan single parent cerai hidup yang berusia 30-40 tahun-an dikarenakan mereka mengalami adanya stereotip negatif oleh masyarakat. Struktur patriarki yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat Desa Watugede ini seringkali menimbulkan suatu konflik. Status yang disandang seseorang dapat mempengaruhi hubungan atau interaksinya dalam masyarakat. Status perempuan single parent dalam hal ini cenderung banyak dirugikan, karena status dan kesendiriannya ini, setiap perilaku dan gerak-geriknya selalu menjadi sorotan masyarakat di Desa Watugede ini.
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana penulis melakukan wawancara terhadap beberapa informan. Hasil dari penelitian ini bahwa masyarakat memberi penilaian negatif terhadap perempuan single parent sesuai dengan apa yang dilakukan oleh mereka, yaitu melanggar norma masyarakat dan berprilaku menyimpang, seperti mengoda suami orang, merebut suami orang, dan berkomunikasi dengan suami orang melalui telepon maupun secara langsung, bahkan berkomunikasi di depan-depan umum. Tetapi ada yang memberi penilaian positif terhadap perempuan single parent, yaitu menganggap semua sama dan status perempuan single parent adalah baik selama dalam kehidupan sehari-harinya juga melakukan yang baik juga. Dan mengharapkan perempuan single parent sebagai anggota masyarakat yang hidup sendiri, tidak melanggar aturan pemerintah. Selain dapat mencemarkan nama masyarakat atau kampung, hal tersebut juga dapat merugikan kaum janda itu sendiri. Tetapi dari wawancara diatas lebih dominan stereotip negatif terhadap perempuan single parent.
Implikasi Teori G. Herbert Mead dalam Stereotip terhadap perempuan single parent di Desa Watugede dengan konsep diri (self). Perempuan single parent ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak semua perempuan single parent selalu dipandang sebelah mata dan mereka bertindak sebagai dirinya sendiri dilingkungan masyarakat yaitu merujuk pada konsep “I”. Sedangkan dalam berinteraksi dengan masyarakat, dikarenakan adanya stereotip negatif pada perempuan single parent hingga mereka merasa terasingkan dilingkungannya membuat mereka menarik diri dari lingkungannya hingga berpengaruh kepada konsep diri, adanya beberapa beban psikologis dan penyimpangan perilaku pada perempuan single parent. Dalam hal ini, terjadilah penilaian mengenai perempuan single parent terhadap sudut pandang masyarakat. Maka dari itu, “me” merujuk pada norma dan harapan dari masyarakat sekitar.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Stereotip; perempuan; single parent; interaksi
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 28 Oct 2023 06:50
Last Modified: 28 Oct 2023 06:50
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21996

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics