budaya lokal yang berada di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kedungjati Grobogan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana upaya pembinaan keagamaan siswa di Mi Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kedungjati Grobogan dan (2) Bagaimana budaya lokal masyarakat di lingkungan MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kedungjati Grobogan dalam membentuk perilaku keagamaan siswa. Tujuan penelitian ini untuk menelaah pembinaan keagamaan siswa melalui budaya lokal di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan teknik induktif.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pembinaan keagamaan siswa melalui budaya lokal di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kedungjati Grobogan dilakukan melalui 2 kegiatan yaitu melalui kegiatan keagamaan di sekolah dan melalui kegiatan budaya lokal masyarakat. Kegiatan kaagamaan di MI adalah sebagai berikut: (1) Asmaul husna sebelum pembelajaran; (2) Shalat dhuha pada istirahat pertama; (3) Kelas Tahfidz pelaksanaan tes nya setiap hari Jum’at, (4) Jum’at amal setiap hari jum’at pagi sebelum KBM. Selain kegiatan rutin terdapat juga kegiatan tahunan melalui Pesantren Ramadhan dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).
Kegiatan budaya lokal masyarakat di lingkungan MI Tarbiyatus Sibyan dalam membentuk perilaku keagamaan siswa adalah (1) Tradisi haul simbah Mukiram, mengajarkan siswa menghormati tokoh leluhur yang berjasa dalam dakwah Islam di masyarakat, sebagai ibrah bagi siswa agar berusaha menjadi figur yang memberikan kesan baik supaya jadi perbincangan yang baik setelah tiada, memperkuat silaturahim dan ukhuwah antar siswa dan warga; (2) Arwah Jamak yang dilaksanakan kamis terakhir pada bulan sya’ban nilai budaya yang terkandung dengan mendengarkan arwah-arwah yang disebutkan saat pembacaan arwah jamak seseorang dapat mengingat serta sepenuh hatinya yakin bahwa Allah swt maha pengampun terhadap dosa-dosa hambanya, menyadarkan pada siswa bahwa arwah yang sudah meninggal terutama yang beragama Islam masih memperlukan lantunan do’a-do’a dari orang yang masih hidup agar para arwah memperoleh ketenangan di alam kubur dan; (3) Nyadran saat ruwahan nilai budaya yang terkandung sebagai media mendekatkan diri kepada Allah swt, untuk merenungi kehidupan manusia yang sementara seraya berdo’a untuk arwah yang telah mendahului serta sebagai bahan refleksi dan intropeksi diri siswa bahwa manusia kapan pun akan menemui ajalnya sehingga timbullah semangat dalam beribadah.