Ni’matul ‘Ulya (1901036058), penelitian ini berjudul Analisis Konsep 4A (Attraction, Amenity, Accessibility, dan Ancilliary) Dalam Pengembangan Wisata Religi Makam Ki Ageng Pandanaran di Kota Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara dalam bagaimana penerapan 4A yakni (attraction, amenity, accessibility dan ancilliary) dalam pengembangan wisata religi yang ada di makam Ki Ageng Pandanaran. Konsep 4A dapat meningkatkan potensi wisata religi yang ada di sana dengan melakukan perencanaan pengembangan wisata agar dapat berkembang lebih baik lagi kedepannya. Setiap destinasi wisata tentunya memiliki ciri khasnya masing-masing yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Konsep 4A (attraction, amenity, accessibility dan ancilliary) merupakan acuan atau syarat untuk melakukan pengembangan wisata. Selain attraction, konsep lainnya seperti amenity, accessibility dan ancilliary juga menjadi kunci bagi keberlangsungan wisatawan dalam menikmati wisata yang ada. Keempat unsur pengembangan tersebut memiliki peran penting dalam membangun kenyamanan serta memenuhi kebutuhan wisatawan selama melakukan wisata.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wisata religi makam Ki Ageng Pandanaran merupakan sebuah obyek wisata yang memiliki nilai sejarah sangat penting di Kota Semarang. Tidak heran jika makam Ki Ageng Pandanaran sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar kota. Wisata religi makam Ki Ageng Pandanaran memiliki beberapa potensi wisata yakni potensi wisata sejarah/budaya, potensi wisata kuliner, dan potensi wisata religi. Penerapan konsep 4A (attraction, amenity, accessibility dan ancilliary) mulai diterapkan di makam Ki Ageng Pandanaran. Wisata religi makam Ki Ageng Pandanaran memiliki attraction atau daya tarik sejarah atau budaya yang dapat menarik minat masyarakat. Amenity atau sarana prasarana yang ada di makam Ki Ageng Pandanaran guna memenuhi kebutuhan wisatawan sudah tersedia. Accessibility atau akses yang menjadi kemudahan bagi wisatawan untuk mencapai lokasi makam Ki Ageng Pandanaran masih perlu ditingkatkan. Selain itu juga terdapat ancilliary atau layanan tambahan di makam Ki Ageng Pandanaran. Konsep 4A mampu menjawab pengembangan wisata yang layak dan upaya untuk mengatasi tantangan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah suatu obyek wisata. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsep 4A (attraction, amenity, accessibility dan ancilliary) di wisata religi makam Ki Ageng Pandanaran sangat berpengaruh untuk pengembangan tempat wisata, khususnya di makam Ki Ageng Pandanaran Kota Semarang.