Solidaritas sosial merupakan sebuah fenomena yang banyak dijumpai di berbagai kehidupan sosial masyarakat, adanya solidaritas sosial ini termaksud memiliki atribut penting dalam kehidupan masyarakat yang berfungsi untuk menghidupkan keharmonisan dalam hubungan masyarakat. Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk solidaritas sosial yang ada pada kelompok masyarakat migran Buton di Yotefa Kelurahan Awiyo, Distrik Abepura, Kota Jayapaura, Provinsi Papua dan untuk mengetahui strategi yang dilakukan migran Buton dalam mempertahankan nilai-nilai solidaritas sosial di lingkungan masyarakat yang heterogen.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data primer didapat dari hasil wawancara, mencari data atau dokumen dari lembaga dan masyarakat yang bersangkutan, dan observasi secara langsung untuk melihat fenomena solidaritas sosial yang terjadi pada kelompok migran Buton di Yotefa, Kelurahan Awiyo, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua yang menjadi obyek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, memilah, dan menyusun dalam suatu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, serta mendefinisikan dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk solidaritas sosial yang dimiliki kelompok masyarakat migran Buton di Yotefa, Kelurahan Awiyo, Distrik Abeputa, Kota Jayapura, Provinsi Papua yakni solidaritas mekanik, hal tersebut sesuai dengan penuturan Emile Durkheim yang mengatakan bahwa solidaritas sosial mekanik berasal dari kesadaran kolektif (hati nurani), terbukti dengan berbagai macam tindakan sosial yang dilakuakn migran Buton, sebagai berikut: 1. Bidang Sosial seperti: tradisi Pokadulu dan Kaseise, galang dana, gotong-royong, dan lain sebagainya, 2. Bidang Ekonomi yakni berkontribusi dalam bentuk materi, 3. Bidang Keagamaan seperti: membangun fasilitas ibadah, pengajian rutinan, dan tradisi lokal Haroa. Adapun strategi yang dilakukan migran Buton berupa: 1. Mempertahankan tradisi, 2. Dibentuknya Organisasi KKMB untuk menjalin komunikasi yang baik dan membangun relasi, 3. Menanamkan sikap kekeluargaan dan kepedulian sosial.