Beberapa permasalahan pada anak di masa golden age menjadi suatu permasalahan yang menarik untuk dikaji, hal ini berkaitan dengan pengasuhan yang dilakukan orang tua. Anak-anak di masa golden age sering kali mengalami temper tantrum. Dalam menghadapi anak tantrum, orang tua perlu menerapkan pengasuhan yang tepat. Karena pengasuhan yang tidak tepat dalam menghadapi anak tantrum akan berdampak buruk bagi anak di masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin mengetahui (1) Bagaimana bentuk temper tantrum anak-anak pada masa golden age di Kelurahan Wonolopo (2) Bagaimana pengasuhan yang diterapkan orang tua dalam mengatasi ekspresi temper tantrum anak (3) Bagaimana alasan orang tua dalam memilih pola pengasuhan yang sudah dipilih.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara secara semi terstruktur dan juga mendalam, serta dengan dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan menggunakan teknis analisis data lapangan pada model Miles dan Huberman (1984) dengan menggunakan teknis analisis induktif dimana peneliti menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan kemudian dikembangkan dan dikaitkan dengan teori. Penelitian ini secara substantif menggunakan teori tindakan sosial Max Weber.
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan menunjukkan adanya dua bentuk temper tantrum anak-anak di Kelurahan Wonolopo, yaitu temper tantrum verbal dan non verbal. Disesuaikan dengan bentuk tantrum tersebut, orang tua yang memiliki anak temper tantrum di Kelurahan Wonolopo menggunakan tiga jenis pola pengasuhan, diantaranya pola asuh otoriter, permisif, dan otoritatif, serta pola asuh campuran yaitu otoriter dan otoritatif. Berdasarkan pola pengasuhan yang diterapkan dalam menghadapi anak tantrum, para orang tua memiliki alasan tersendiri. Beberapa alasan yang peneliti temukan antara lain, karena budaya, pengalaman orang tua, pendidikan orang tua, dan status sosial ekonomi.