Pembentukan konsep diri dan reintegrasi sosial anak korban kekerasan seksual : studi di Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang
Lutfianti, Agustin (2023) Pembentukan konsep diri dan reintegrasi sosial anak korban kekerasan seksual : studi di Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1906026071_Agustin Lutfianti_Full Skripsi - Agustin Lutfianti.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Melalui peta persebaran yang tertera pada website DP3A Kota Semarang ditemukan bahwa Kecamatan Semarang Timur menjadi Kecamatan dengan angka kekerasan tertinggi dibuktikan warna merah gelap pada peta. Periode tahun 2021 hingga 2022 terdapat 9 kasus kekerasan anak yang semuanya dikategorikan kekerasan seksual. Tindak kekerasan seksual terhadap anak memberikan dampak pada pembentukan konsep diri dan proses reintegrasi sosial pasca kejadian. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan konsep diri dan reintegrasi sosial anak korban kekerasan seksual yang ditinjau dari pengetahuan orang tua mengenai anak, peran aktif orang tua dalam pembentukan konsep diri, upaya orang tua dan masyarakat dalam proses reintegrasi sosial.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan, Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data-data diperoleh melalui tiga tahap pengumpulan data berupa observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian adalah 6 orang yang terdiri dari 1 orang sebagai fasilitator PPTK Semarang Timur, 3 orang tua korban dan 2 tetangga korban. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tahapan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa anak korban kekerasan seksual mengalami trauma dan membatasi interaksi sosial. Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk membentuk konsep diri korban kekerasan seksual adalah membangun motivasi dan menunjukkan sikap terbuka. Implikasi teori interaksionisme Mead anak korban kekerasan seksual ingin menunjukkan bahwa meskipun dirinya telah memiliki identitas yang berbeda namun mereka masih berhak untuk hidup yang layak dan mendapatkan hak-haknya, tindakan ini merujuk pada konsep “I”. Kemudian “Me” diinterpretasikan sebagai diri yang dapat kembali berinteraksi sosial dengan masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial bersama karena sadar bahwa mereka masih menjadi bagian dari masyarakat. Upaya reintegrasi sosial anak korban kekerasan seksual di masyarakat melibatkan peran aktif orang tua dan masyarakat. Orang tua berperan dengan mengupayakan anaknya agar selalu mengikuti aktivitas sosial dan memberikan akses pendidikan. Sedangkan masyarakat berperan dengan memberikan dukungan serta menghadirkan suasana yang nyaman agar anak dapat berintegrasi sosial kembali bersama masyarakat. Upaya reintegrasi sosial ini merupakan perpaduan dari “I” dan “Me” yang berasal dari masyarakat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konsep diri; reintegrasi sosial; kekerasan seksual; anak |
Subjects: | 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 04 Nov 2023 07:41 |
Last Modified: | 04 Nov 2023 07:41 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22149 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year