Diky Arianto (1901036106), Pemahaman Masyarakat dalam Menunaikan Zakat Pertanian di Desa Jatirejo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.
Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mempunyai harta lebih. Zakat ada beberapa macam salah satunya zakat pertanian. Zakat pertanian menjadi peran penting petani dalam mata pencaharian sebagai petani karena zakat adalah salah satu bentuk syukur yang dicapai petani saat panen yang memenuhi syarat. Zakat pertanian termasuk zakat maal yang olbjeknya meliputi hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekolnolmis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan dan lain-lain.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan terkait pemahaman masyarakat dalam menunaikan zakat pertanian. Upaya yang digunakan salah satunya adalah memberikan arahan melalui pengajian yang dilakukan olleh tolkolh agama di masjid dan mushollla. Pihak pemerintah desa juga melakukan upaya dengan mendatangkan BAZIS dari kabupaten untuk memberikan infolrmasi mengenai zakat pertanian. Penelitian ini menggunakan metolde penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Teknik pengumpulan data ini memggunakan teknik olbservasi, wawancara dan dolkumentasi. Respolnden yang digunakan adalah masyarakat yang berprolfesi sebagai petani, pemerintah desa dan tolkolh agama. Dari data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan moldel Milles dan Huberman yaitu: Pengumpulan Data (Data Colllectioln), Reduksi Data (Data Reductioln), Penyajian Data (Data Display) dan Menarik Kesimpulan atau Verifikasi (Colnclusioln Drawing/Verificatioln).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pelaksanaan zakat pertanian yang dilakukan olleh masyarakat Desa Jatirejol masih mengikuti adat dan kebiasaan. Masyarakat mengeluarkan zakat pertanian secara individu dan tidak bisa dikumpulkan secara glolbal. Penyerahan zakat pertanian yang dilakukan pun masih ada yang belum sesuai dengan syariat agama Islam seperti halnya anak yatim. Kedua, pemahaman masyarakat dalam menunaikan zakat pertanian juga ada masih kurang seperti halnya mereka mengetahui adanya zakat pertanian namun belum mengetahui mengenai syarat dan hukum zakat pertanian. Masyarakat juga dalam mengeluarkan zakat pertanian masih belum memperhatikan nisabnya dan memberikan zakat pertanian kepada fakir miskin menggunakan beras, gabah dan uang, namun uang yang lebih sering digunakan karena lebih mudah. Ketiga, upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menunaikan zakat pertanian yaitu dilakukan olleh tolkolh agama dan pemerintah desa melalui pengajian yang bertempat di masjid dan mushollla. Pihak pemerintah desa juga memberikan upaya mendatangkan BAZIS dari Kabupaten Demak supaya memberikan arahan dan infolrmasi kepada masyarakat mengenai zakat pertanian. Selanjutnya upaya yang dilakukan dari lembaga zakat BAZNAS dan LAZISNU yaitu berupa sosialisasi publikasi dan KOIN NU.