Anak berhadapan dengan hukum merupakan anak-anak dari kelompok disangka atau dituduh telah melanggar undang-undang hukum pidana. Pidana adalah hukuman yang dijatuhkan seseorang yang terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana. Anak berhadapan dengan hukum terjerat dalam perkara pidana bisa sebagai pelaku, korban, dan saksi. Tindak pidana ABH berupa pelaku pencurian, minum-minuman, dan seksual, selain terjerat kasus kriminal, ABH juga memiliki permasalahan dengan kontrol diri atau self control, sehingga perlunya bimbingan agama Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kondisi self control anak berhadapan dengan hukum dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses pelaksanaan bimbingan agama Islam dalam membentuk self control anak berhadapan dengan hukum di Sentra Antasena Magelang. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenalogi.
Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, kondisi self control ABH dapat dilihat dari sebelum mengikuti bimbingan agama Islam kondisi self control anak berhadap dengan hukum belum terbentuk self control dari segi lima aspek self control seperti membangkang kepada orang tua, meninggalkan ibadah, gampang terpengaruh oleh lingkungan luar, tidak bisa menolak ajakan yang bersifat merugikan dirinya, dan tidak dapat mengambil keputusan dengan baik. Kedua, pelaksanaan bimbingan agama Islam dalam membentuk self control ABH yaitu dilakukan dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Adapun materi yang digunakan yaitu menggunakan materi meliputi informalsi alkidalh alkhlalk (topik utalmalnyal aldallalh rukun imaln, rukun Islalm daln beberalpal sifalt Alllalh). Alsmal'ul husnal, Kajian Tarikh an-Nabi menjelaskan tentang nalmal-nalmal Nalbi, sifalt-sifalt ralsul daln alkhlalkul kalrimalh, ibaldalh fiqh (suci, shallalt daln kemalmpualn untuk melalkukaln altalu mengalmallkaln ibaldalh waljib daln sunnalh). Bimbingan agama Islam dengan materi-materi tersebut dapat membentuk self control dilihat dari lima aspek yaitu: Aspek mengontrol perilaku terbentuknya dengan berperilaku baik memiliki etika dan sopan santun sesuai ajaran agama Islam dan kesadaran beragama. Aspek mengontrol stimulus yang baik dengan terbentuknya disiplin dalam mematuhi peraturan. Aspek mengantsipasi peristiwa juga meningkat dengan terbentuknya dapatnya memaknai perbutaan yang akan dilakukan dan memikirkan sebab akibatnya. Aspek menafsirkan peristiwa juga dengan terbentuknya memilih untuk berdzikir dan shalat sunnah dan meminta bantuan ketika mengalami kesulitan ketika cemas. Aspek mengambil keputusan dengan terbentuknya berfikir dahulu sebelum bertindak dan dapat mengelola diri mereka sendiri, membuat penilaian yang baik untuk kesejahteraan mereka sendiri, dan memahami prinsip-prinsip agama yang mungkin mempengaruhi ABH untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan setelah mengambil bagian dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam.