Berbagai cara pendekatan manusia kepada Allah SWT dapat dilakukan melalu banyak jalan yang dapat dipilih, salah satunya dengan jalan menjadi penari sufi yang masih terlihat fenomenal di sekitar masyarakat Islam. Untuk itu akan menjadi sebuah wawasan yang baik untuk dikaji. Maka skripsi ini untuk mengetahui makna tari sufi dan relevansinya dengan materi bimbingan tauhid yang berbuah pada akhlak. Menari sufi adalah gerakan tariannya yang berputar-putar, diiringi oleh hadrah atau gambus, dimana di dalam setiap gerakannya terdapat makna, dengan tujuan mendekatkan dirinya dengan Allah SWT. Disepanjang menarinya harus melakukan dzikir. Lewat tarian ini, diharapkan para pelakunya bisa menggapai kesempurnaan pada imannya, berakhlaqul karimah dan hasrat pribadi dalam hidupnya.
Metode penelitian yang di gunakan adalah menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomologis. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunsksn sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi Teknik dan menggunakan Teknik analisis data yaitu dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tari sufi di Rumah Cinta Pondok Pesantren Al-Ishlah dan mengetahui relevansi tari sufi dengan materi bimbingan tauhid di Rumah Cinta Pondok Pesantren Al-Ishlah.
Hasil dari penelitian ini adalah dalam menjalani kehidupan di dunia, manusia sering dihadapkan pada berbagai permasalahan, maka tari sufi menjadi solusi alternatifnya, setelah mengikuti atau tergabung bisa menjadi manusia yang berakhlaqul karimah. Makna simbolik gerak dalam tari sufi mengandung nilai-nilai Islami, yaitu: 1) untuk awalan penari berjalan dengan kedua telapak tangan di dada dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri, yang memiliki nilai sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yang ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan segala aktifitas kita adalah karena Allah. Gerakan awal ini berarti penyerahan totalitas pada yang maha awal bahwa karenaNya ada dan karenaNya kita melakukan perjalanan hidup. 2) Pada saat menari telapak tangan kanan menghadap ke atas melambangkan setiap saat menerima rahmat atau karunia dari Allah SWT (Hablum minallah). 3) Tangan kiri menghadap ke bawah mengingatkan seyoganya manusia manusia senantiasa memberikan cinta kasihnya kepada seluruh makhluk Allah yang ada di dalam semesta ini (Hablum minannas). Tari sufi dapat dijadikan sebagai media untuk meningkatkan akhlak pada aspek bimbingan tauhid. Pada aspek ini ketika selesai menari perasaan mabuk cinta kepada Allah dapat menimbulkan rasa cinta terhadap semua makhluk yang ada di bumi, karena dengan demikian maka yang ada di langit akan mencintai kita. Jadi, bagi orang yang sudah mendapatkan limpahan cinta dari Allah tidak akan ada rasa menderita karena semua hidupnya sudah di pasrahkan hanya kepada Allah SWT.