Kekerasan terhadap perempuan terkhusus kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga selalu menempati angka yang tinggi setiap tahunnya dan selalu mengalami peningkatan. Melihat angka kekerasan dalam rumah tangga yang setiap tahunnya cukup tinggi tentu diperlukan langkah serta upaya dalam membantu korban. Sehingga rumusan masalah pada pernelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu SERUNI dan bagaimana implementasi konseling berwawasan gender pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pusat Pelayanan Terpadu SERUNI Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI serta untuk mengetahui implementasi konseling berwawasan gender pada perempuan korban kekerasan dalam rumah (KDRT) di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sumber penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber penelitian primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dari konselor, staff, pendamping korban dan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi serta dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi data dan triangulasi teknik. Sedangkan teknik analisa data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini meliputi (1) bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual serta penelantaraan rumah tangga yang diakibatkan oleh faktor ekonomi, pasangan serta sosial budaya. Selanjutnya (2) implementasi konseling berwawasan gender pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip konseling gender berupa prinsip non-judgement, membangun hubungan egaliter, prinsip self-determination , prinsip empowerment, asas kerahasiaan serta intervensi krisis. Prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam seluruh proses penanganan serta layanan yang diberikan pada korban. Hal tersebut dapat dilihat dari prinsip penanganan yang diterapkan oleh konselor maupun staf PPT SERUNI pada layanan serta tahapan konseling. Tahapan konseling yang diberikan pada perempuan korban KDRT yang meliputi tahap awal berupa asesmen, tahap lanjut berupa penyadaran gender dan potensil, serta tahap akhir atau terminasi.