Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang perempuan. Kepemimpinan perempuan di pondok pesantren merupakan fenomena yang masih jarang ditemukan. Adapun pondok pesantren yang dipimpin oleh perempuan dengan berbagai alasan diantaranya karena pesantren diperuntukan hanya untuk perempuan atau wasiat yang diberikan oleh ayahnya. Pondok Pesantren Putri Mbah Rumi berbeda dengan pondok pesantren yang lain. Pondok pesantren ini didirikan karena ketidak sengajaan sehingga ingin mengetahui bagaimana proses pembentukan dan perkembangan Pondok Pesantren Putri Mbah Rumi yang didirikan oleh seorang perempuan. Dengan adanya hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Proses suksesi kepemimpinan Ibu Nyai Isnayati Kholis, 2). Proses berdirinya Pondok Pesantren Putri Mbah Rumi dan 3). Dampak kepemimpinan Ibu Nyai Isnayati kholis dalam perekembangan pesantren Putri Mbah Rumi sejak tahun 2017-2023.
Penelitian ini mengunakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskripsi analisis. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap 7 (tujuh) informan, diantaranya pemimpin pesantren, ustadz dan ustadzah, ketua pondok dan beberapa santri. Orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa informan memiliki informasi penting dan mengetahui mengenai permasalahan yang diteliti yaitu kepemimpinan perempuan di Pondok Pesantren Putri Mbah Rumi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, 1). Proses suksesi kepemimpinan Ibu Nyai Isnayati Kholis disebabkan karena kemampuan yang dimilikinya, sehingga keluarga menetapkan Ibu Nyai Isnayati Kholis sebagai pemimpin pondok pesantren pada tahun 2017. 2). Adapun proses berdirinya pesantren yaitu tanpa kesengajaan dan didukung dengan pendidikan Ibu Nyai Isnayati yang dikuatkan oleh orang tuanya sehingga mampu merencanakan dan mengelola pondok pesantren hingga berkembang. 3). Dampak perkembangan pondok pesantren yaitu pada menejemen saran prasarana, menejemen perekrutan santri dan menejemen pembelajaran. Dengan temuan tersebut bahwa kepemimpinan perempuan bukan sesuatu hal yang diragukan dan proses yang dilalui oleh Ibu Nyai Isnayati Kholis menunjukan bahwa perempuan mampu untuk menjadi pemimpin dan hal ini membongkar asumsi gender bahwa perempuan tidak mampu menjadi pemimpin.