Konseling behavioristik dalam membentuk interaksi sosial positif anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) Kota Pekalongan
Faza, Minnata (2023) Konseling behavioristik dalam membentuk interaksi sosial positif anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) Kota Pekalongan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1901016087_Minnata Faza_Lengkap Tugas Akhir - Minnata Faza UIN Walisongo Semarang.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Anak tunagrahita termasuk makhluk sosial yang memiliki kebutuhan serta dorongan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, kesulitan yang dialami anak tunagrahita dalam melakukan interaksi sosial dikarenakan memiliki keterbatasan intelektual. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif melalui model pembahasan deskriptif serta pendekatan studi kasus dengan sumber data primer. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan interaksi sosial anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) Kota Pekalongan dan mendeskripsikan konseling behavioristik dalam membentuk interaksi sosial positif anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) Kota Pekalongan. Hasil dari penelitian ini adalah 1) interaksi sosial pada anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) termasuk jenis interaksi sosial negatif ditemuan pada tiga informan yang dilibatkan dalam penelitianmenunjukan bahwa informan P persaingan dengan bentuk supaya mencari perhatian guru,informan B kontravensi berbetuk dorong-mendorong, dan informan N pertikaian dengan bentuk tarik-menarik dengan paksa. 2) konseling behavioristik dalam membentuk interaksi sosial positif anak tunagrahita di SLB Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) Kota Pekalongan dengan tujuan untuk menghilangkan perilaku persaingan, kontravensi dan pertikaian dengan hakikat memandang perilaku tingkah laku manusia sebagai proses belajar. Langkah-langkah konseling behavioristik, mulai dari identifikasi kasus, diskusi tujuan yang hendak dicapai yaitu menghilangkan persaingan, kontravensi serta pertikaian, menetapkan teknik dari ketiga konseli yang berbeda, kemudian adanya evaluasi proses konseling behavioristik yang dilakukan ketiga konseli berhasil dan di tutup dengan feedback dari proses konseling behavioristik. Teknik-teknik yang digunakan pada ketiga konseli berbeda, tergantung pada problem interaksi sosial. Menangani persaingan menggunakan teknik shaping untuk mengidentifikasi dan teknik modelling dan terbentuknya memahami guru kelas, selanjutnya untuk menangani kontravensi menggunakan teknik shaping untuk mengidentifikasi dan latihan asertif yaitu bermain peran,supaya terbentuk percaya diri dan yakin untuk menolak ketika merasa kurang nyaman. Penanganan pertikaian menggunakan teknik shaping untuk mengidentifikasi dan latihan asertif dilakukan bermain peran, maka terbentulah sikap menghargai keputusan teman yang menolak ajakan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Interaksi sosial; Anak tunagrahita; Konseling behavioristik |
Subjects: | 300 Social sciences > 302 Social interaction 300 Social sciences > 370 Education > 371 School management; special education > 371.4 Bimbingan dan penyuluhan siswa, Bimbingan dan penyuluhan sekolah |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) |
Depositing User: | Wati Rimayanti |
Date Deposited: | 29 Jan 2024 02:05 |
Last Modified: | 29 Jan 2024 02:05 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22252 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year