Cyber counseling dalam menangani perilaku seks beresiko remaja di PKBI Kota Semarang
Setyoningsih, Lilis (2023) Cyber counseling dalam menangani perilaku seks beresiko remaja di PKBI Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1901016071_Lilis Setyoningsih_Lengkap Tugas Akhir - lilis setyoningsih.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Lilis Setyoningsih (1901016071), Cyber Counseling Dalam Menangani Perilaku Seks Beresiko Remaja di PKBI Kota Semarang
Fenomena maraknya perilaku seks beresiko remaja di Kota Semarang terbanyak pada rentang usia produktif, dikarenakan usia remaja merupakan masa transisi yang mengalami perubahan biologis, kognitif, sosial dan proses kematangan kesehatan reproduksi dan seksual. Banyaknya data peningkatan perilaku seks beresiko ini diketahui pasca adanya pandemic COVID-19, dimana banyak sekali remaja yang ingin berkonsultasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialaminya tetapi terhalang oleh ruang dan waktu. Dari permasalahan tersebut, PKBI Kota Semarang memanfaatkan layanan konseling virtual untuk membantu menyelesaikan permasalahan perilaku seks beresiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor perilaku seks beresiko dan bagaimana layanan cyber counseling dalam menangani perilaku seks beresiko remaja di PKBI Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer penelitian ini ini Direktur, konselor, dan klien PKBI Kota Semarang. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis data dari penelitian ini ialah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa faktor seseorang dalam melakukan seks beresiko itu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini meliputi dua aspek yakni aspek biologis dan aspek motivasi. Faktor eksternal meliputi beberapa aspek, antara lain aspek keluarga bisa dilihat dari komunikasi antara orang tua dan anak karena hal ini bisa memberikan kehangatan dan hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Sebaliknya, apabila komunikasi anak dengan orang tua tidak terjalin secara intens maka hubungannya akan terasa sangat jauh. Aspek pergaulan dilihat dari dimana dan dengan siapa anak itu bergaul. Karena dalam pergaulan bisa mendorong remaja salah dalam mengambil tindakan, dan aspek media sosial bisa dilihat dari keseharian remaja apa yang menjadi tontonan keseharian remaja juga sangat berpengaruh dalam perkembangannya. Kedua, Layanan cyber counseling merupakan layanan konseling secara virtual. Layanan cyber counseling dilakukan menggunakan beberapa platform media, contohnya seperti Whatssapp dan Instagram yang didukung dengan jaringan internet sebagai penghubung antara klien dan konselor.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perilaku seks beresiko, Cyber counseling |
Subjects: | 300 Social sciences > 305 Social groups > 305.3 People by gender or sex |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) |
Depositing User: | Wati Rimayanti |
Date Deposited: | 09 Jul 2024 07:28 |
Last Modified: | 09 Jul 2024 07:28 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22257 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year