Joya Nurul Izzah (1801016096). Bimbingan Islam Dalam Membentuk Efikasi Diri Santri Penghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang.
Menghafalkan Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah karena nantinya akan mengahdapai banyak rintangan, apalagi menghafalkan Al-Quran dengan tenggat waktu yang relatif singkat yaitu enam bulan. Adanya waktu yang terbatas untuk menghafalkan Al-Qur’an yang telah ditargetkan oleh program tahfiz enam bulan mengakibatkan beberapa santri menjadi ragu untuk bisa menyelesaikannya. Padahal untuk menyelesaikan hafalannya sesuai target santri harus yakin akan kemampuannya dan yakin untuk bisa menyelesaikannya sampai khatam. Keyakinan diri mengenai apakah seseorang tersebut mampu atau tidak mampu untuk mencapai sesuatu yang diinginkan berkaitan dengan efikasi diri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk efikasi diri seseorang adalah melalui bimbingan Islam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bimbingan Islam untuk membentuk efikasi diri santri penghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Teknik analisis data menggunakan data reduction, data display, dan Conclusion Drawing/Verification.
Hasil penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan bimbingan Islam dalam pembentukan efikasi diri santri tahfiz enam bulan menggunakan beberapa metode: metode ceramah yang diberikan oleh pengasuh pondok pesantren setiap akhir bulan dan oleh pembimbing tahfiz yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Selain itu pembimbing tahfiz juga menggunakan metode tanya jawab, metode musyawarah/diskusi, metode teladan/modelling, dan metode konsultasi dalam membentuk efikasi diri santri tahfiz agar mereka memiliki keyakinan pada dirinya bahwa dia dapat menyelesaikan hafalannya sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Selain itu dalam pembentukan efikasi diri pembimbing juga menggunakan beberapa teknik: teknik bimbingan kelompok yang dilakukan minimal satu minggu sekali saat hari minggu namun bisa berubah sesuai dengan kondisi santri tahfiz, teknik konseling dan konseling kelompok yang bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan kondisi santri tahfiz, dan yang terakhir yaitu teknik belajar bernuansa bimbingan yang dilakukan ketika pembimbing memberikan bimbingan saat menyimak setoran santri tahfiz. Bimbingan Islam yang menerapkan metode ceramah, metode tanya jawab, metode musyawarah/diskusi, metode teladan/modelling, metode konsultasi dan juga menerapkan teknik bimbingan kelompok, teknik konseling pribadi, teknik konseling kelompok, teknik belajar bernuansa bimbingan mampu membentuk efikasi diri santri penghafal Al-Qur’an yang dapat dilihat dari beberapa aspek: pengalaman individu (mastery experience), Pengalaman orang lain (vicarious experience), persuasi verbal (verbal persuasion), Kondisi psikologis dan emosional (psychological states).