Skripsi merupakan tugas akhir yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1). Dalam prosesnya tentunya akan mengalami beragam kendala, seperti halnya yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2019 di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, diantaranya rasa malas mengerjakan skripsi, kurangnya pemahaman dari diri terkait kepenulisan skripsi, bingung dengan teori atau metode yang akan digunakan, sulit menjelaskan ke orang lain terkait skripsi yang telah dibuat, sulit mencari referensi, respon dari dosen pembimbing dan ketua jurusan, keuangan yang sulit sehingga adanya tuntutan dari orang tua untuk cepat lulus, komunikasi dan kerahasiaan data di lembaga penelitian, dan laptop yang kurang memadai. Dengan adanya tuntutan yang ada akan membuat mahasiswa mengalami stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi stres akademik dari proses pengerjaan skripsi, untuk mengetahui self healing yang dilakukan oleh mahasiswa dan analisis bimbingan konseling Islam terhadap self healing yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsi.
Penulis menggunakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian ini berusaha memberikan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data yang ditemukan. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu sumber data primer berupa informasi-informasi data dari lapangan melalui metode kuesioner dan metode wawancara dengan mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta teman dekat narasumber. Kemudian data sekunder yang digunakan yaitu buku, jurnal, artikel dan sumber data yang berkaitan dengan self healing sebagai metode pananganan stres bagi mahasiswa angkatan 2019 di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi data.
Penelitian ini menemukan tiga temuan tingkatan stres yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2019 di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, seperti mahasiswa yang mengalami stres ringan dapat dinyatakan dengan kondisi cemas, sulit berkonsentrasi, pegel dan nafsu makan menurun. Kedua stres sedang yang dapat dinyatakan dari kondisi pusing, gangguan tidur dan sensitif. Ketiga stres berat yang dapat dinyatakan dari kondisi kehilangan minat mengerjakan skripsi, insomnia, sulit berpikir, dan sulit mengambil keputusan.
Self healing digunakan sebagai metode dalam mengatasi stres yaitu dengan Self healing secara umum diantaranya: forgiveness (memaafkan), Gratitude (bersyukur), self compassion (berdamai dengan diri sendiri), mindfulness (menyikapi sakit dengan sabar dan memberikan pemahaman Islam). Positive self talk (memiliki cara pandang yang positif/ berdialog positif), expressive writing (menulis), relaksasi (ketenangan), manajemen diri (mengatur diri), dan Imagery (menghayal tempat dan kejadian yang menyenangkan). Self healing yang dilakukan secara religius diantaranya dengan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Kegiatan self healing secara religius seperti memperbaiki sholat 5 waktu, berdoa, berdzikir, sholawat, membaca Al -Qur’an, ziaroh, sholat duha, sholat tahajud, puasa daud, baca doa-doa sebelum tidur, habis subuh, doa orang tua, sowan ke kiyai, maupun mengirimkan al-fatihah ke dosen. Fungsi bimbingan konseling Islam berupa fungsi kuratif atau pemecahan masalah dengan self healing. Fungsi preventif yang dilakukan seperti bimbingan dengan dosen dalam proses pengerjaan skripsi, fungsi preservative saat individu sudah mampu mengenali kondisi yang dihadapinya dan fungsi developmental yang mana individu harus mampu menjaga motivasi selama proses pengerjaan skripsi yang dibantu dengan arahan dari dosen pembimbing. Dalam penanganannya dapat dilakukan dengan bimbingan dari dosen pembimbing atau orang yang ahli dalam bidangnya.