Choirun Nisa Adiwinata (1901016014). “Bimbingan Islam dalam membentuk resiliensi pelaku konversi agama di rumah mualaf MUI Kabupaten Wonosobo”.
Konversi agama merupakan tindakan individu atau sekelompok individu yang berpindah menuju sistem kepercayaan baru yang berbeda dengan sistem kepercayaan sebelumnya. Tindakan tersebut merupakan sebuah keputusan yang besar bagi pelaku konversi agama karena akan dihadapkan dengan kondisi lingkungan baru. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan sehingga pelaku konversi agama membutuhkan resiliensi agar dapat bertahan dan menjalani kehidupannya dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini terfokus pada upaya yang dilakukan untuk membentuk resiliensi pada pelaku konversi agama salah satunya melalui bimbingan Islam.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan berkonversi dan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku konversi agama. Selain itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan Islam dalam membentuk resiliensi pelaku konversi agama di Rumah Mualaf MUI Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis kualitatif deskriptif. Dalam pelaksanaannya, pendekatan yang dilakukan menggunakan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara itu, sumber data yang dipakai terbagi menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari ketua, pembimbing, serta pelaku konversi agama di Rumah Mualaf MUI Kabupaten Wonosobo yang rutin mengikuti kegiatan bimbingan Islam. Sumber data sekunder berasal dari buku, artikel, keluarga pelaku konversi agama, dan referensi lain yang relevan.
Hasil dari penelitian ini yaitu 1) alasan pelaku konversi agama berkonversi adalah karena pernikahan dengan orang yang berlainan agama dan pengaruh lingkungan karena sering melihat umat Islam beribadah serta permasalahan yang dihadapi terkait dengan permasalahan keluarga berupa penolakan dan ancaman penarikan hak waris ekonomi berupa hutang dan penghasilan yang pas-pasan, lingkungan yang kurang mendukung untuk mempelajari agama baru, serta permasalahan dalam mempelajari dan memahami agama yang berkaitan dengan kesulitan mempelajari tajwid dan baca tulis Al-Qur’an, 2) pelaksanaan bimbingan Islam bagi pelaku konversi agama menggunakan materi aqidah yang meliputi pemahaman terhadap rukun iman dapat membentuk indikator resiliensi yang di antaranya adalah regulasi emosi, optimisme, analisis penyebab masalah, efikasi diri, dan peningkatan aspek positif; materi syari’ah terkait do’a, dzikir, dan cara hidup berdampingan dengan orang lain dapat membentuk indikator resiliensi yang di antaranya adalah regulasi emosi, kontrol diri, dan empati; materi akhlak terkait perilaku terpuji, seperti sabar, teliti, dan sebagainya dapat membentuk indikator resiliensi berupa kontrol diri, analisis penyebab masalah, dan empati. Ketiga materi tersebut disampaikan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.