Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dalam pelaksanaan model pembelajaran teaching factory di SMKN 7 Semarang, secara metodologi penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan mencari, menganalisa dan membuat intervasi data yang ditemukan melalui wawancara, observasi (pengamatan) dan study dokumen. Data yang telah di dapatkan kemudian diperiksa keabsahannya melalui standar keabsahan data berupa keterpercayaan dan kepastian. Teknik analisa data yang dilakukan adalah mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengkaji lebih dalam tentang efektivitas manajemen karir siswa melalui teaching factory di SMKN 7 Semarang. Data diperoleh melalui pengamatan dimana peneliti berfungsi sebagai instrumen untuk melakukan observasi, wawancara mendalam dengan sumber data primer dan study dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis interaktif melalui 3 kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dipaparkan bahwa manajemen karir siswa melalui teaching factory di SMKN 7 Semarang antara lain : 1) perencanaan karir siswa melalui teaching factory, 2) pelaksanaan karir siswa melalui teaching factory,

3) evaluasi karir siwa melalui teaching factory. Adapun upaya SMKN 7 Semarang dalam hal ini di paparkan oleh kepala sekolah SMKN 7 Semarang saat ini Bapak Haris Wahyudi, dalam meningkatkan mutu lulusannya melalui teaching factory adalah dengan membentuk koordinator khusus untuk menangani teaching factory, mendirikan bengkel teaching factory yang bekerjasama dengan DM Motor untuk dijadikan lahan praktek siswa SMKN 7 Semarang dan dijadikan bengkel cabang oleh DM Motor sehingga terbentuk simbiosis mutualisme antara sekolah dan industri. Selain itu kepala sekolah juga menyiapkan pendidik yang profesional dengan kaitannya teaching factory melalui pembinaan, diskusi maupun rapat, workshop, seminar akademik, diklat dan mengikutsertakan pendidik ke pelatihan teaching factory. Serta menunjuk tenaga ahli dari mitra industri untuk membimbing siswa dalam melakukan praktek di bengkel teaching factory.